Kejadian atau peristiwa yang kita alami dari perjalan hidup kita, walaupun awalnya seolah membuat kita tidak senang atau tidak menyukainya, namun dibalik peristiwa itu kalau kita sikapi dengan arif...kadang ada hikmah dibaliknya. Seperti yang saya alami berikut ini;
Sudah seringkali saya mewakili atasan saya untuk menghadiri rapat
manajemen, yang dihadiri oleh senior leader di perusahaan tempat kerja saya. Suatu kali saya ditolak
oleh pimpinan rapat dan disuruh lapor balik ke atasan saya dengan alasan2 tertentu, bahwa kehadiran rapat tidak boleh
diwakilkan. Ketika ditolak dan disuruh meninggalkan ruang
rapat dihadapan mata yang hadir saat itu, saya agak sedih, terpukul campur
aduk. Sudah patuh menuruti perintah
manager (walaupun sebenarnya agak terpaksa) tetapi ternyata tidak
diterima oleh pimpinan rapat, rasanya tidak dianggap/direndahkan, seperti bola ping-pong
smet sana smet sini... oh nasibku. Batin saya berkata; "apa salah dan dosaku”.
Tetapi setelah saya renung2kan dan bertanya
dalam hati ... siapakah aku dihadapan mereka? hati saya pelan2 menjadi tenang kembali.
Seperti juga ketika suatu hari saya
dikunjungi oleh perwakilan dari gereja, yang meminta saya untuk menjadi majelis
gereja. Agak kaget saya. Kenapa kok
saya, kenapa bukan orang lain saja yang lebih pantas,lebih pas, lebih pinter,
punya waktu dan kemampuan, dll. Karena
menjadi majelis gereja, konsekuensinya berat, bukan saja menjadi pelayan dalam
ibadah minggu saja, tetapi setiap waktu siap melayani jemaat, menjadi ‘pradhataning pasamuan”. Tugas memimpin
persekutuan, pertemuan ibadah, menghadiri rapat majelis, kunjungan ke anggota
jemaat, dst. Mampukah aku, punya waktukah aku?
Pikiran2 dan beban itu yang saya gumulkan ketika hendak memutuskan
menerima atau tidak tugas pelayanan itu. Kembali saya harus merenungkan ... siapakah
aku dihadapanMu Tuhan?
Mungkin demikian juga kita (pribadi
lepas pribadi), ketika kita mendapat tugas pekerjaan atau tugas pelayanan,
kadang kita melakukannya dengan terpaksa, merasa tidak mampu dengan seribu macam
alasan keterbatasan kita. Tetapi coba renungkanlah kembali ... siapakah kita
dihadapan mereka, terlebih dihadapan Tuhan Allah kita. Kita yang hidup karena
berkat Tuhan, yang salah satunya melalui gaji dari perusahaan kita, apakah
pantas menolak untuk melakukan tugas atau panggilan itu? Mungkin hal ini bisa menjadi refleksi kita
pribadi.
Saudara,
Dalam Alkitab di Perjanjian Lama
(Ulangan 31 dan Yosua 1),diceritakan ketika Yosua ditunjuk untuk menggantikan
Musa memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Awalnya diapun merasakan
beban yang berat, dia hanyalah pembantu Musa, tetapi oleh Tuhan diberikan tugas
memimpin bangsanya yang sudah 40 tahun mengembara untuk mengalahkan bangsa2 di
tanah perjanjian itu. Sungguh tugas yang maha berat harus dia tanggung untuk
memimpin bangsa Isarel memasuki tanah Kanaan seperti yang dijanjikan Tuhan
kepada nenek moyang leluhurnya; Abraham, Ishak dan Yakub.
Seperti janji Tuhan kepada Yosua ;
janganlah takut dan jangan
gentar, sebab TUHAN,
Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau
dan tidak akan meninggalkan engkau.
Yosua yang teguh dan kuat
imannya, ia menerima tugas panggilannya sebagai pemimpin Israel, dan dia mampu mempersiapkan bangsa itu menyeberangi Sungai
Yordan untuk mendapatkan Tanah Perjanjian.
Demikian juga seharusnya kita, Tuhan
akan menolong dan menyertai kita untuk melakukan tugas2 pelayanan kita. Sehingga
sudah seharusnya kita tak perlu lagi kuatir dengan kekurangan, keterbatasan kita
dan jangan lagi bertanya “siapakah aku
ini Tuhan?”
Seperti
syair lagu berikut;
KASIH SETIA-MU YANG KURASAKAN
LEBIH TINGGI DARI LANGIT BIRU
KEBAIKAN-MU YANG T'LAH KAU NYATAKAN
LEBIH DALAM DARI LAUTAN
KASIH SETIA-MU YANG KURASAKAN
LEBIH TINGGI DARI LANGIT BIRU
KEBAIKAN-MU YANG T'LAH KAU NYATAKAN
LEBIH DALAM DARI LAUTAN
BERKAT-MU YANG TELAH KUTERIMA
SEMPAT MEMBUATKU TERPESONA
APA YANG TAK PERNAH KUPIKIRKAN
ITU YANG KAU SEDIAKAN BAGIKU
SEMPAT MEMBUATKU TERPESONA
APA YANG TAK PERNAH KUPIKIRKAN
ITU YANG KAU SEDIAKAN BAGIKU
REFF:
SIAPAKAH AKU INI TUHAN
JADI BIJI MATA-MU
DENGAN APAKAH KUBALAS TUHAN
S’LAIN PUJI DAN SEMBAH KAU
SIAPAKAH AKU INI TUHAN
JADI BIJI MATA-MU
DENGAN APAKAH KUBALAS TUHAN
S’LAIN PUJI DAN SEMBAH KAU
https://www.youtube.com/watch?v=EzvbVGMMERg
Kiranya kita dimampukan dalam melakukan karya dan
pelayanan kita masing2.
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar