Kamis, 05 Maret 2015

Pujilah Tuhan hai jiwaku

Saudara terkasih,
Sebuah lagu bisa mengingatkan kita akan sesuatu peristiwa di masa lalu; dimana kita, sedang apa dan kapan itu terjadinya.  Pikiran kita seolah dibawa oleh lagu itu kembali ke keberadaan kita saat itu.  Mungkin saat kita masih kecil/anak2, menginjak remaja, pemuda, saat kuliah, saat mencari pekerjaan, saat mesra bersama pacar/ pasangan hidup dulu, atau saat dimana ada moment2 yang berkesan bagi kita.

Ketika kita sendirian saat senggang kemudian mendengar lagu2 seperti “Soldier Fortune”nya Deep Purple, “Always Somewhere”nya Scorpions, “Hello”nya Lionel Richie, “Hard To Say I’m Sorry”nya Chicago, “Sarjana Muda atau Ku Menanti Seorang Kekasih”nya Iwan Fals, “Rumah Kita”nya God Bless, “Madu dan Racun”nya Arie Wibowo, dst... ingatan kita sseolah dibawa ke suasana waktu tertentu di masa lalu kita.  Kita pribadi tentu punya lagu2 kenangan yang memberi kesan bagi kita masing2.

Ya, deretan lagu2 itu juga yang sering kami nyanyikan bersama para koster saat pendidikan dasar Telkom Tahun 1985 di Semarang dulu. Dengan diiringi gitar, kami nyanyikan lagu2 itu sambil menikmati sejuknya udara malam saat itu.  Kami isi hari2 sibuk belajar kami dengan hampir di setiap akhir pekan ngumpul bersama teman sambil nyanyi diiringi genjrengan gitar tsb.   Waktu itu hanya bermodalkan sebuah buku kecil kumpulan lagu yang ada cord gitarnya.  Kebetulan persis depan kost kami ada asrama putri UNDIP yang terkenal cantik2 mahasiswinya, sehingga menjadikan kami  bersemangat untuk nyanyiin lagu2 itu sambil berharap ada yang mendengarkan dari seberang jalan sana. 

Seperti juga syair lagu ini;
abinar gonar ganer mama kureka.. mama kureka...mama kureka,
abinar gonar ganir mama koreka , kokoa.. kokoa.. kokoa.

Kalau dengar lagu itu, langsung ingatan saya kembali ke masa kecil saat sekolah minggu dulu,  penuh canda tawa bersama teman2 lainnya memuji Tuhan.  Menjadi berkesan karena masih ada sebagian dari teman2 kecil itu sampai sekarang tetap menjalin komunikasi dengan baik, sesekali copy darat dengan mereka dan cerita2 masa itu. ... menyenangkan.

Ternyata sebuah lagu atau nyanyian punya arti dan berkesan bagi kita.  Apalagi jika lagu itu kita nyanyikan untuk memuliakan, meluhurkan NamaNya yang Kudus Tuhan Allah kita, tentu seharusnya punya arti yang lebih dalam lagi.  Ya, karena memuji Tuhan tidak dapat dilepaskan dari kehidupan orang Kristen.  Kita lihat, hampir di setiap liturgi peribadatan puji2an selalu mendapat porsi yang cukup banyak selain pemberitaan firman Tuhan.  Hal ini menandakan bahwa pujian merupakan bagian penting dalam kehidupan orang percaya.

Mengapa harus memuji Tuhan?  Ya, karena kita diciptakan untuk memberitakan kemasyuranNya.  Alkitab menegaskan, "Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan!  Haleluya!"  (Mazmur 150:6).  Memuji Tuhan adalah perintah Tuhan, oleh sebab itu kita harus taat melakukannya.  Hanya orang mati saja yang tidak bisa memuji Tuhan!  Dan, memuji Tuhan tidak terbatas hanya pada saat kita beribadah di gereja saja, tetapi di setiap waktu dalam kehidupan kita.  Ketika kita memuji Tuhan dengan sungguh2 dan dengan sikap hati yang benar, Tuhan menyatakan hadiratNya di tengah2 kita, bahkan Ia sendiri bertahta di atas puji2an itu.

Menyanyi adalah bentuk memuji, memuliakan Tuhan, tapi sering kita jumpai masih ada orang Kristen yang kurang bersungguh2 dalam melakukannya.  Mereka memuji ala kadarnya, padahal mereka tahu kepada siapa pujian itu ditujukan.  Jika itu dilakukan hanya setengah hati, hanya lips atau umik2 mulutnya saja... sepertinya tidak pas. Menyanyilah layaknya prajurit yang menang perang, ada suasana kesukacitaan, posisi tubuh tegak dengan kesungguhan hati, mimik ceria, dengan intonasi nafas yang pas, apalagi dengan nada2 yang variatif ditambah harmonisai dari musik pengiringnya, tentu akan menghasilkan suara yang merdu, enak untuk didengarkan.  Bapa Sorgawi tentu akan senang mendengarkan pujian seperti itu, dan mungkin Dia juga akan ikut menyanyi kalau pujian itu menyenangkanNya.

Saudara,
Dunia tanpa musik dan nyanyian ibarat dalam kegelapan malam, pekat dan sunyi seperti mati, tapi dengan musik, nyanyian, tarian menjadikannya lebih hidup. Berikut ini ada sebuah lagu yang saya suka jika menyanyikannya bersama Saudara2 lainnya, ada dinamisasi di nada2nya dan pasti ada rasa puas setelah menyanyikannya, pujian “Arbab” demikian syairnya:

Jiwaku ingin bernyanyi,
Serta tubuhku menari-nari,
Ooo...menunjukkan sukacita,
'Tas kasih Tuhan kepadaku
'Kan kutiup sangkakala,
Atau seruling dengan rebana,
Ooo...'kan kumainkan kecapi,
Memuji Tuhan Mukhalistku

Halleluya! 'Ku kan memuji Tuhanku,
'Kan kunyanyikan selamanya,
Gendang, ceracap, atau gong serta rebab,
Akan kutabuh membesarkan namaNya!

Ooo...pantun, syair, dan seloka,
Akan kucipta, akan kugubah,
Ooo...jadi nyanyian yang indah,
Memuji Tuhan Mukhalistku!
www.youtube.com/watch?v=Ksy2UeQQAx4

Selamat memuji Tuhan dengan sunguh2
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar