Saudara terkasih,
Ketika bangun tidur, kita rasakan nafas yang kita hirup mengalir ke dalam paru2
kita memberi kelegaan, kesehatan dan kehidupan pada kita. Itu adalah berkat pertama kali yang kita
rasakan saat pagi hari. Kemudian kita
dapati anggota keluarga kita dalam keadaan sehat, dalam kecukupan, dalam pemeliharaan
Tuhan di setiap hari... Puji syukur tentu kita ungkapkan dalam setiap doa2 kita
atas berkat karunia itu semua.
Hal2 yang biasa
terjadi yang mungkin sepele atau jarang kita perhatikan, seperti; udara yang
kita hirup, air yang kita minum, bunga2 mulai merekah di halaman, burung2
berkicau di pepohonan, sinar mentari yang mulai nampak menghangatkan bumi.. biarlah
itu kita syukuri. Karena dengan terbiasa
mengungkapkan rasa syukur akan menjadikan hati kita merasa tenang, damai.
Alkitab
menyatakan, "Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu." (1
Tesalonika 5:18).
Ya, kita perlu mengucap
syukur kepada Tuhan dalam segala hal, baik dalam keadaan keberkatan ataupun
sedang dalam pergumulan. Jadi, bukan
hanya ketika segala sesuatu berjalan baik atau lancar. Bila saat ini kita
diijinkan mengalami masalah atau penderitaan sekalipun, tetaplah mengucap
syukur, karena semuanya pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita. Kita yakini
itu.
Lalu, mengucap syukur yang bagaimana
yang harus kita lakukan?
Ketika sharing
dengan teman, saya bertanya kepadanya “Pernahkah
buat acara persekutuan doa ucap syukur (bidston) di rumah untuk sesuatu berkat
yang kita terima?” Lalu teman ini menjawabnya; “Jarang saya melakukannya,
soalnya agak repot di rumah, harus menyiapkan segala sesuatu, saya ndak punya
waktu.” Lanjutnya; “Tapi kalau saya
pengin ucap syukur biasanya langsung dalam bentuk persembahan khusus di gereja,
praktis!” katanya.
Ya... cara
orang mungkin akan berbeda dalam mengungkapkan rasa syukurnya, tergantung
bagaimana ia memaknainya. Ga ada yang
salah sih... Tapi coba kita renungkan
kembali; ucap syukur dengan disertai doa, pujian memuliakan Tuhan, apalagi ada dasar
firman Tuhan yang dilayankan oleh Pendeta/Romo dan di “sengkuyung” oleh Saudara2 lain yang ikut merayakan ucap syukur itu
... rasanya akan lebih maknyess, lebih pas, seperti ada kelegaan yang kita
rasakan.
Tapi apapun
cara dan bentuknya, mengucap syukurlah senantiasa, dan ucap syukur ini dapat
diungkapkan dalam setiap aktivitas kita.
Menjadi lebih baik jika setiap berkat yang kita terima, kita ungkapkan
dalam bentuk ucapan syukur minimal dalam doa pribadi. Ucap syukur tidak terbatas hanya melalui
persembahan/ kantong kolekte pada setiap ibadah di gereja saja, tetapi lebih
dari itu bisa kita wujudkan dalam bentuk “pelayanan dan pekerjaan” kita sehari2
kepada siapapun terlebih untuk Tuhan.
Ada suatu film
di https://www.youtube.com/watch?v=fdCHtYnzSkw, mungkin bisa merefleksi kita, betapa beruntungnya
kita ini, masih ada orang tua kita yang sangat mengasihi kita. Kadang di kehidupan kita keseharian yang
sibuk itu kita tidak memperhatikan orang tua kita itu, malah kadang kita sering
marah2 kepadanya karena ulahnya. Kita musti bersyukur kepadanya karena ia
sangat menyanyangi kita sepanjang hidupnya.
Saudara,
Jika orang tua
kita sangat menyayangi kita, apalagi Bapa kita di Sorga... Ia selalu ada dimana
kita memerlukanNya. Tuhan itu
baik, di dalam Dia ada sukacita, ada damai sejahtera, ada kebahagiaan, ada
pengharapan, ada masa depan yang baik, oleh karena itu mengucap syukurlah
senantiasa kepadaNya.
Ada satu pujian “Betapa kita tidak
bersyukur”, mari kita pujikan untuk mengungkapkan rasa syukur kita:
Alangkah indah pagi merekah
Bermandi cah’ya surya nan cerah,
Ditingkah kicau burung tak henti,
Bunga pun bangkit harum berseri.
Bumi yang hijau, langitnya terang,
Berpadu dalam warna cemerlang,
Indah jelita, damai dan teduh,
Persada kita jaya dan teguh.
Itu semua berkat karunia
Allah yang agung, Maha kuasa...
Tuhan memberkati.
Tuhan YESUS ajar kami untuk selalu memiliki hati yang penuh ucapan syukur atas segala yang kami nikmati dalam alam ciptaanMU. amin
BalasHapus