Saudara
tekasih,
Dalam
bekerja, tentu semua orang ingin
dihargai atas hasil pekerjaannya, ini adalah sesuatu hal yang wajar terjadi. Demikian juga kita, akan senang jika hasil
jerih payah kita dihargai oleh perusahaan.
Kita tahu bahwa di setiap unit di kantor kita pasti diberi target
tertentu. Dan ketika target itu bisa
dicapai tentu personal dari unit tersebut akan merasa senang, apalagi jika ada
pengakuan atau bahkan diberi penghargaan tentu akan menambah
kegembiraan.
Namun Saudara, terkadang tidak semua yang kita kerjakan
mendapat apresiasi walaupun menurut kita
itu sangat berkontribusi. Dan biasanya
kita akan merasa kecewa. Kekecewaan2 yang bertumpuk akan mengakibatkan
menurunnya motivasi kerja, glokro, semplah, dsb.
Bekerja di unit EBIS, yang mensupport para Accaount
Manager (AM) sudah menjadi pengalaman saya selama bertahun2. Ketika seorang AM mendapat penghargaan karena
ia mencapai targetnya, maka biasanya unit supportnya terlupakan, tidak
terpresiasi seperti AM, walaupun sebenarnya mereka punya andil atas pencapaian
target AM tersebut. Dari hal itu,
mungkin ada yang mengeluh “yah... kami kan kaum sudra sedangkan mereka
brahmana, mereka punya fasilitas, punya sistem insentive sendiri, kelasnya
memang beda dengan kita” Muncul
kecemburuan, bukannya ikut bersyukur atas keberhasilan tersebut. Hanya memikirkan diri tanpa memikirkan
kesulitan2 yang dihadapi AM dalam mengelola pelanggannya.
Dalam
bekerja, melayani sesama baik di kantor tempat kerja, di komunitas kita yang
lain juga dalam persekutuan gereja atau di manapun kita ditempatkan seharusnya kita siap untuk bukan saja tidak
dihargai tetapi siap juga untuk ditolak.
Sebagaimana teladan Yesus dalam pelayananNya, Ia banyak mendapatkan penolakan, bahkan
dikhianati dan dibunuh.
Demikian juga kita, hendaknya siap untuk tidak
dihargai ataupun ditolak. Integritas
kita diuji dalam kesetiaan melakukan tugas dengan baik sekalipun tidak ada orang
lain yang memperhatikan ataupun menghargainya. Kesadaran akan tanggung jawab
pada Sang Ilahi sebagai pemberi mandat untuk kita kerjakan jauh lebih penting
dari pada perhatian dan penghargaan dari manusia.
Teladan Yesus memberikan inspirasi bagi kita dalam
melakukan karya pekerjaan kita di sepanjang hidup kita. Lakukanlah seperti yang difirmankanNya “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil,
ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar“
(Lukas 16:10).
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar