Kamis, 12 Februari 2015

Positive Thinking

Shalom Saudara,
Kadang dari obrolan santai, tidak terlalu resmi malah memunculkan ide atau gagasan yang menarik dan inspiratif.  Seperti siang itu ketika istirahat setelah makan siang di kantin kantor, saya sempat ngumpul dengan beberapa rekan ngobrol tentang situasi kantor saat ini. 

Ada kawan yang menginfokan bahwa dalam waktu dekat kursi2  jabatan tertentu akan diisi oleh orang2 dari luar Witel Solo.  Sehingga praktis gerbong karir kawan2 Solo tetap tak bergerak. Banyak respon yang menyayangkan itu, “kenapa ga orang lokal saja yang dipromosikan, kurang apa, ada apa?”  Beberapa pertanyaan muncul, yang kami juga tidak bisa menjawabnya secara pasti, hanya sebatas dugaan2 saja.
Kawan lain bicara tentang target tahun 2015 ini yang sudah ditetapkan. Beberapa respon muncul “Target tahun ini tdk masuk akal, ini sepertinya membunuh karakter kita, mosok scalling bilcom kita hampir 2 kalinya Jogja? Seumur2 baru kali ini target kita melebihi Jogja!  Sepertinya yang mbuat target ini hanya base on achievement tahun lalu, kemudian dijadikan dasar acuan perhitungan dan penetapan target tahun ini, tanpa memperhatikan besaran dan potensi pasar yang ada. Ini tidak fair.. Noplay blas!  Mbayangkan saja sulit untuk mencapainya, apalagi melakukan untuk memenuhinya.  Ini nanti imbasnya pada pencapaian kinerja kita lho!   Lha, kalau caranya begini terus.. selamanya kita ga akan pernah dapat P2 apalagi P1”  “bisa berakibat panjang bro...  kalau ada assesment promosi, ziarah rohani dan penghargaan lainnya.. otomatis kita akan gugur, kalah sebelum seleksi, karena gagal di administrasi! ” lanjutnya dengan berapi2, tersirat bahwa kawan ini tidak terima dengan hal itu dan membuat kesal dia.
Perut kenyang karena habis makan siang, dengan diskusi kecil yang seru, mendengar info2 demikian otakpun seolah ikut kenyang. J  
Ya..  wajar kalau hal itu menjadi bahan pembicaraan.   Rasanya kitapun pengin juga berontak, paling tidak ada penjelasan dululah..mengapa bisa begitu atau dari mana perhitungannya.  Kita khan bisa beri argumen kalau sudah mengetahui latar belakangnya.  Kita menyadari koq kalau jabatan, promosi, target itu sifatnya topdown, kita “pasrah ing pandum” saja.  Lha gimana, diprotespun percuma nanti jawabannya paling2 “kembali ke pasal 1”  Jendral ga pernah salah, kalau salah kembali ke pasal 1, lagi2 kopral jadi obyek sasaran.  yah.... L
Kami lalui waktu istirahat itu dengan diskusi2 ringan, terbuka. Saling lempar info, saling menanggapi, sesekali diselingi tawa canda, tapi sekali waktu juga ada nada2 tinggi penuh emosi terdengar.  Menjadi menarik ketika mendengar pendapat, pandangan dari kawan2 tadi, karena saya bagian dari mereka.
Saudara terkasih,
Ketika pekerjaan seolah sulit dikerjakan, target terasa berlebihan taktergapai, karirpun seolah suram,  dsb.   Semua itu sepertinya menambah beban pikiran kita.  Perasaan pesimis, kecewa campur aduk, akhirnya yang terjadi... benak kita dipenuhi hal2 yang negatif.
   
Kalau sudah begitu, perlu berhati2 terhadap pola pikir kita. Terus menerus membiarkan diri dalam pikiran negatif bisa sangat buruk akibatnya.  Itu akan menghilangkan potensi yang bisa kita raih,  menutupi peluang yang ada, bisa pula mematikan semangat kita.

Lalu bagaimana menyikapinya?
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa siapa kita adalah apa yang kita pikirkan.  Dalam Amsal 23:7a dikatakan,  "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia" 
Seperti apa yang kita pikirkan, seperti itulah kita jadinya. Kenyataan yang kita alami akan sangat tergantung dari gambaran yang jelas yang terdapat dalam pikiran kita. Ayub berkata "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25). Seperti itulah pikiran bisa menguasai kita. Pikiran akan sangat menentukan apa yang akan kita raih di masa depan.

Oleh karena itu, mari.. kita menjaga pikiran agar tetap positif dan bersih.  Kita bisa mulai berpikir tentang keberhasilan, kesuksesan, kegembiraan, kesembuhan, hidup yang diberkati, dsb.

Seperti firman Tuhan dalam Filipi 4:8 "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."    

Dengan target2 yang sudah ditetapkan manajemen perusahaan, maka sudahlah terima saja, kita berpikir bagaimana untuk meraihnya, carilah potensi2 atau resource2 lain diluar yang biasa  kita lakukan, lalu buatlah rencana dan tahapan pelaksanaannya.  Dan lakukan sesuai rencana itu bersama orang lain, Imagine Focus & Action (kata AY). Ada evaluasi tindaklanjut di tiap tahapan untuk menemukenali kelemahan, hambatan dan kekuatan yang ada, sebagai bahan untuk memperbaiki pada tahapan berikutnya.
 
Romo Agus Gunadi dalam bukunya “Happy at Work” menyarankan salah satu cara untuk mengurangi beban pikiran dengan melakukan  do as if”.  Sesibuk apapun kita dalam bekerja tidak membatalkan kegiatan rutin yang biasa kita lakukan.  Justru sebaliknya rutinitas kita itu menjadi penyeimbang kerja keras kita di kantor.  Ketika kita mengepel lantai yang seolah terasa berat karena males, maka lakukan sambil bersiul atau menyanyi kecil. Ketika Pak Polisi jenuh mengatur lalu lintas jalanan, maka ia melakukannya dengan sedikit berjoget. Ketika kita menjual dan menawarkan produk/ layanan ke pelanggan, maka lakukan dengan benar dan suka cita, nikmati itu sebagai bagian dari usaha. Kalaupun gagal hasilnya, tak masalah, yang penting kita sudah mencobanya. Pasti ketemu penyebabnya yang bisa kita analisis untuk lain waktu kita perbaiki dan tawarkan kembali, setidaknya kita punya relasi baru.   Selalu gunakan kata-kata yang positif saat kita berpikir dan berbicara, seperti ”Tuhan pasti memampukanku” atau ”Dengan pertolongan Tuhan, aku  pasti bisa melakukannya”

Saudara,
Kesuksesan atau kegagalan yang kita dapat sebenarnya bukan karena apa yang kita lakukan salah atau siapa yang memberi perintah, tetapi lebih kepada cara pandang dan kebiasaan yang kita lakukan terhadap hal2 yang berkenaan dengan hidup kita sendiri.  Berhasil tidaknya tergantung dari bagaimana kita menyikapinya.
Seperti presentasi dalam slide berikut: https://www.youtube.com/watch?v=indPlocdwm0


Kiranya Tuhan memampukan kita,
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar