Shalom Saudara,
Kadang dari obrolan santai, tidak
terlalu resmi malah memunculkan ide atau gagasan yang menarik dan
inspiratif. Seperti siang itu ketika
istirahat setelah makan siang di kantin kantor, saya sempat ngumpul dengan
beberapa rekan ngobrol tentang situasi kantor saat ini.
Ada kawan yang menginfokan bahwa
dalam waktu dekat kursi2 jabatan
tertentu akan diisi oleh orang2 dari luar Witel Solo. Sehingga praktis gerbong karir kawan2 Solo
tetap tak bergerak. Banyak respon yang menyayangkan itu, “kenapa ga orang lokal
saja yang dipromosikan, kurang apa, ada apa?”
Beberapa pertanyaan muncul, yang kami juga tidak bisa menjawabnya secara
pasti, hanya sebatas dugaan2 saja.
Kawan lain bicara tentang target
tahun 2015 ini yang sudah ditetapkan. Beberapa respon muncul “Target tahun ini
tdk masuk akal, ini sepertinya membunuh karakter kita, mosok scalling bilcom
kita hampir 2 kalinya Jogja? Seumur2 baru kali ini target kita melebihi
Jogja! Sepertinya yang mbuat target ini
hanya base on achievement tahun lalu,
kemudian dijadikan dasar acuan perhitungan dan penetapan target tahun ini, tanpa
memperhatikan besaran dan potensi pasar yang ada. Ini tidak fair.. Noplay
blas! Mbayangkan saja sulit untuk
mencapainya, apalagi melakukan untuk memenuhinya. Ini nanti imbasnya pada pencapaian kinerja
kita lho! Lha, kalau caranya begini terus.. selamanya
kita ga akan pernah dapat P2 apalagi P1”
“bisa berakibat panjang bro...
kalau ada assesment promosi, ziarah rohani dan penghargaan lainnya..
otomatis kita akan gugur, kalah sebelum seleksi, karena gagal di administrasi! ”
lanjutnya dengan berapi2, tersirat bahwa kawan ini tidak terima dengan hal itu
dan membuat kesal dia.
Perut kenyang karena habis makan
siang, dengan diskusi kecil yang seru, mendengar info2 demikian otakpun seolah
ikut kenyang. J
Ya.. wajar kalau hal itu menjadi bahan
pembicaraan. Rasanya kitapun pengin
juga berontak, paling tidak ada penjelasan dululah..mengapa bisa begitu atau
dari mana perhitungannya. Kita khan bisa
beri argumen kalau sudah mengetahui latar belakangnya. Kita menyadari koq kalau jabatan, promosi,
target itu sifatnya topdown, kita “pasrah
ing pandum” saja. Lha gimana,
diprotespun percuma nanti jawabannya paling2 “kembali ke pasal 1” Jendral ga pernah salah, kalau salah kembali
ke pasal 1, lagi2 kopral jadi obyek sasaran.
yah.... L
Kami lalui waktu istirahat itu
dengan diskusi2 ringan, terbuka. Saling lempar info, saling menanggapi, sesekali
diselingi tawa canda, tapi sekali waktu juga ada nada2 tinggi penuh emosi
terdengar. Menjadi menarik ketika
mendengar pendapat, pandangan dari kawan2 tadi, karena saya bagian dari
mereka.
Saudara terkasih,
Ketika pekerjaan seolah sulit
dikerjakan, target terasa berlebihan taktergapai, karirpun seolah suram,
dsb. Semua itu sepertinya menambah
beban pikiran kita. Perasaan pesimis,
kecewa campur aduk, akhirnya yang terjadi... benak kita dipenuhi hal2 yang
negatif.
Kalau sudah begitu, perlu berhati2
terhadap pola pikir kita. Terus menerus membiarkan diri dalam pikiran negatif
bisa sangat buruk akibatnya. Itu akan
menghilangkan potensi yang bisa kita raih,
menutupi peluang yang ada, bisa pula mematikan semangat kita.
Lalu bagaimana
menyikapinya?
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa
siapa kita adalah apa yang kita pikirkan. Dalam Amsal 23:7a dikatakan,
"Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri
demikianlah ia"
Seperti apa yang kita pikirkan,
seperti itulah kita jadinya. Kenyataan yang kita alami akan sangat tergantung
dari gambaran yang jelas yang terdapat dalam pikiran kita. Ayub berkata "Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa
aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku." (Ayub 3:25).
Seperti itulah pikiran bisa menguasai kita. Pikiran akan sangat menentukan apa
yang akan kita raih di masa depan.
Oleh karena itu, mari.. kita menjaga
pikiran agar tetap positif dan bersih. Kita bisa mulai berpikir tentang
keberhasilan, kesuksesan, kegembiraan, kesembuhan, hidup yang diberkati,
dsb.
Seperti firman Tuhan dalam Filipi 4:8 "...saudara-saudara, semua yang benar, semua yang
mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap
didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya
itu."
Dengan target2 yang sudah ditetapkan
manajemen perusahaan, maka sudahlah terima saja, kita berpikir bagaimana untuk
meraihnya, carilah potensi2 atau resource2 lain diluar yang biasa kita lakukan, lalu buatlah rencana dan
tahapan pelaksanaannya. Dan lakukan
sesuai rencana itu bersama orang lain, Imagine Focus & Action (kata AY).
Ada evaluasi tindaklanjut di tiap tahapan untuk menemukenali kelemahan, hambatan
dan kekuatan yang ada, sebagai bahan untuk memperbaiki pada tahapan
berikutnya.
Romo Agus Gunadi dalam bukunya
“Happy at Work” menyarankan salah
satu cara untuk mengurangi beban pikiran dengan melakukan “do as
if”. Sesibuk apapun kita dalam
bekerja tidak membatalkan kegiatan rutin yang biasa kita lakukan. Justru sebaliknya rutinitas kita itu menjadi
penyeimbang kerja keras kita di kantor.
Ketika kita mengepel lantai yang seolah terasa berat karena males, maka
lakukan sambil bersiul atau menyanyi kecil. Ketika Pak Polisi jenuh mengatur
lalu lintas jalanan, maka ia melakukannya dengan sedikit berjoget. Ketika kita
menjual dan menawarkan produk/ layanan ke pelanggan, maka lakukan dengan benar
dan suka cita, nikmati itu sebagai bagian dari usaha. Kalaupun gagal hasilnya,
tak masalah, yang penting kita sudah mencobanya. Pasti ketemu penyebabnya yang
bisa kita analisis untuk lain waktu kita perbaiki dan tawarkan kembali,
setidaknya kita punya relasi baru. Selalu gunakan kata-kata yang positif saat
kita berpikir dan berbicara, seperti ”Tuhan pasti memampukanku” atau ”Dengan
pertolongan Tuhan, aku pasti bisa melakukannya”
Saudara,
Kesuksesan atau kegagalan yang kita
dapat sebenarnya bukan karena apa yang kita lakukan salah atau siapa yang
memberi perintah, tetapi lebih kepada cara pandang dan kebiasaan yang kita
lakukan terhadap hal2 yang berkenaan dengan hidup kita sendiri. Berhasil tidaknya tergantung dari bagaimana
kita menyikapinya.
Seperti presentasi dalam slide
berikut: https://www.youtube.com/watch?v=indPlocdwm0
Kiranya Tuhan memampukan kita,
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar