Shalom Saudara,
Sering kita mendengar
istilah “upahmu besar di Sorga” atau orang menyebutnya “pahala”. Apa sih sebenarnya maknanya? Benarkah pahala itu sesuatu yang begitu
penting agar nantinya diperkenankan
untuk masuk ke Sorga? Jika itu maksudnya, berarti hukumnya wajib dong untuk
melakukan sesuatu agar mendapatkannya? ... benarkah begitu?
Untuk menjawab itu, ada satu Ilustrasi:
Seorang pria meninggal dunia. (Ia
orang baik sebenarnya, tapi suka protes dan tidak mau kalah kalau berdebat,
walaupun kadang pendapatnya kurang/tdk pas). Dalam perjalanan ke alam baka, tibalah ia di
pintu gerbang Sorga. Ia bertemu Malaikat penjaga pintu Sorga, Malaikat itu
mengatakan “Perlu 100 poin untuk bisa masuk ke Sorga. Oleh karena itu ceritakan
semua hal yang baik yang telah kamu lakukan selama hidup di dunia, dan akan aku
beri poin untuk setiap perbuatan baikmu itu. Nanti jika telah mencapai 100 poin maka kamu
boleh masuk!”
Lalu, pria itu mulai bercerita; “Saya menikah dengan wanita yang sama selama
50 tahun sampai maut memisahkan kami, selama itu tidak pernah berselingkuh
bahkan dalam hatipun tidak.” “Itu bagus”
kata Malaikat, “saya kasih 3 poin.”
“Kok cuma 3 poin, kata pria itu heran?”
“Ya, saya selalu menghadiri ibadah
di gereja sepanjang hidup saya dan terlibat aktif dalam persekutuan jemaat,
persembahan perpuluhanku tak pernah kulupakan dan melakukan pelayanan jemaat
lainnya” lanjutnya. “Hebat itu” kata Malaikat, “Bagus..bagus dan
tambahan 2 poin untukmu.
Pria itu masih keheranan kok hanya
sedikit poinnya?. Lalu ia mulai protes
kepada Malaikat, dengan mengatakan “seharusnya poinnya besar donk!”, sifat aslinya mulai muncul.
“Bagaimana dengan ini; “Saya menjadi
pengurus pembinaan rohani di kantor, yang selalu aktif dalam pelayanan yang
diadakannya, selalu mengingatkan kepada temen2 lain untuk mengikuti dan
menghadirinya”. “Itu juga bagus”
tambahan 1 poin untukmu. “Yah ..1 poin?”
Kok cuma 1, ia menggerutu sambil
mengajukan protes kembali. Malaikat
dengan tenang menanggapinya, “Ternyata nama panggilanmu memang sesuai dengan
sifatmu ya.. Kandani Ngeyel Waton Suloyo (Daniel Waluyo)” sambil menahan marah,
Malaikat mengingatkan lagi aturannya “Yang berkuasa di sini aku bukan kamu, ayo
lanjutkan ceritamu!”
Dengan sedikit ketakutan karena
hardikan Malaikat, pria itu melanjutkan ceritanya, dan ketika ia merasa telah
habis perbuatan baiknya, iapun mulai gelisah-resah, “Mustahil aku bisa mencapai 100 poin seperti
dipersyaratkan itu”.
Akhirnya, ia mulai menangis sambil
jongkok memohon, “Tuhan, Tuhan... tolonglah aku, aku tidak mungkin bisa mencapai
100 poin untuk bisa masuk Sorga, dan aku butuh kasih karuniaMu!. Aku perlu anugerahMu Tuhaaan!” Pria itu meminta dengan sungguh2 sambil
terisak2. Lalu, Malaikat itu mengulurkan
tangannya dan berkata “Nah, gitu dong... ayo masuk!”
Saudara,
Dari ilustrasi di atas ada beberapa hal untuk perenungan
kita :
Keselamatan, kita mengimani bahwa keselamatan sorgawi adalah
pemberian Tuhan karena iman kepadaNya.
Bukan karena kebaikan dan jerih
payah kita yang menghasilkan berapa banyak jumlah “pahala” yang manusia rumuskan
perhitungannya sendiri (balance system).
“Sebab karena
kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu tetapi
pemberian Allah. Itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada
orang yang memegahkan diri.”
Perbuatan baik yang kita lakukan
bukan karena ingin mendapat pahala, tetapi iman yang memotivasi untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan, dan sebagai ucap syukur atas semua berkat
kehidupan, terlebih berkat keselamatan kekal yang sudah Tuhan janjikan melalui
pengorbanan Yesus Kristus kepada kita.
Karakter / Watak, Karakter merupakan salah satu hikmat
manusia. Sesuatu ciri atau sifat yang dimiliki manusia. Manusia tanpa karakter
ibarat robot, kosong jiwa dan hatinya. Karakter bisa dibentuk dari latar
belakang seseorang, misalnya pendidikan, kebiasaan2 relasi dengan
lingkungan sehari2, atau pola hidup
lainnya. Karakter atau watak akan
terlihat bagaimana sikap kita dalam merespon sesuatu. Sikap kita inilah yang
akan dicap sabagai brand image kita oleh orang lain. Apakah brand image kita sudah exist atau belum? Seberapa exist brand image kita ukurannya
adalah seberapa bermanfaatnya kita bagi orang lain.
Oleh karenanya, mari... kita (pribadi-pribadi), jika Tuhan telah
menyediakan, berjanji kepada kita akan karunia keselamatan kekal, maka sudah
sepantasnyalah kita dekat denganNya, setia melakukan kehendakNya, dan menjadikan karakter Kristus sebagai
teladan kita, yang bisa dan berguna
(secara positif) bagi orang2 di sekitar kita.
Jangan pasif, ngeyelan atau malah menghindar, agar tidak dicap sebagai
Daniel Waluyo J.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar