Di sela2 kesibukan kerja di kantor,
sempat saya ngobrol dengan teman2 kantor tentang pensiun. Masa dimana harus berhenti dan berpisah
dengan orang2 dan kesibukan kerja kantor. Sang waktu berjalan pelan tapi pasti akan
menggerus, memaksa kita untuk berhenti. L
Teman saya yang paling tua berkata
“Saat ini tidak ada program pensiun dini lagi, karena ngapain juga diadakan, coba lihat
lima tahun kedepan berapa banyak karyawan yang kelahiran tahun 60-an yang akan “rontok”
dengan sendirinya”. Makanya kita perlu
membuat “second curve” kegiatan/usaha apa yang mau kita lakukan sebelum masa
pensiun itu tiba!” “Supaya pada saatnya
nanti kita sudah siap, tidak ada istilah sindrome kerja setelahnya”. lanjutnya dengan gaya motivasinya. Satu temen lain menceritakan bahwa ia akan
membantu usaha istrinya, dengan bisnis online berdagang baju/kain batik. Teman lain yang memiliki sawah, ia akan mengusahakan sawah itu
untuk kegiatannya sehari2nya nanti. Ada
juga temen dengan santainya mengatakan bahwa dia akan menjadi dirut PT. Sanmaru alias Santai Mangan Turu,
menikmati hidup di masa pensiunnya. Dia
berargumen bahwa saatnya pensiun ya pensiun saja, ngapain dipikir serius, kalau
sudah saatnya istirahat ya istirahat saja to!, ga usah ngoyo “golek upo”terus, biar diganti yang
muda2.
Ya... banyak pendapat dan harapan
dari teman2 saya tadi dalam menghadapi dan menyiapkan masa pensiunnya. Tidak ada
yang salah.
Diskusi ringan yang cukup menarik
sebenarnya, karena suatu ketika nanti kita toh pasti akan sampai juga kesana. Pertanyaannya siapkah
kita? Ini yang kadang menjadi pemikiran
khususnya kita yang sudah mendekati masa pensiun. Apalagi kalau kita belum punya modal,
ketrampilan tidak ada, dsb.
Saudara,
Setiap orang pasti akan memasuki
masa pensiun. Masa dimana mulai lepas dari bekerja secara rutin. Suka ga suka, kita harus menjalaninya. Muncul rasa gamang menghadapi masa itu bagi
kita yang belum siap menghadapinya. Menjadi tua dan tidak berguna, sakit2an yang
merepotkan orang lain, hal2 ini tentu yang tidak kita harapkan. Oleh karena itu mempersiapkan diri untuk hari
esok perlu untuk kita pikirkan mulai saat ini.
Bagi anak2 Tuhan semestinya memandang masa pensiun dengan
bijaksana, tidak perlu kuatir atau takut. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah
keuntungan” (Filipi 1:21). Ia
selalu melayani Tuhan dalam hidupnya, dalam keadaan apapun baik dalam
penderitaan, hukuman penjara, atau kesukaran, sampai masa tua dan matinya.
Semua itu menjadi kesempatan lain untuk menyebarkan Injil Tuhan, dan bagi dia
hidup untuk memuliakan Tuhan.
Bagaimana dengan kita?
Jika kita mengadopsi pandangan Paulus tentang kehidupan dan kematian, itu
berarti bahwa selalu ada pekerjaan yang dapat dilakukan untuk Tuhan. Sepanjang
kita masih hidup, percayalah bahwa Kristus terus bekerja di dalam dan melalui
kita. Tidak ada masa pensiun dalam melayani Tuhan. Kita bisa melayani Tuhan dimanapun kita
berada, baik itu di lingkungan persekutuan gereja kita, atau dimanapun Tuhan
tempatkan kita. Jadi, bolehlah pensiun
menghentikan karya/pekerjaan kantor kita, tapi pensiun dari melayani Kristus...
tidak akan pernah berlaku bagi kita!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar