Jumat, 06 Februari 2015

Pensiun

Saudara terkasih,
Di sela2 kesibukan kerja di kantor, sempat saya ngobrol dengan teman2 kantor tentang pensiun. Masa dimana harus berhenti dan berpisah dengan orang2 dan kesibukan kerja kantor.  Sang waktu berjalan pelan tapi pasti akan menggerus, memaksa kita untuk berhenti. L

Teman saya yang paling tua berkata “Saat ini tidak ada program pensiun dini lagi, karena ngapain juga diadakan, coba lihat lima tahun kedepan berapa banyak karyawan yang kelahiran tahun 60-an yang akan “rontok” dengan sendirinya”.  Makanya kita perlu membuat “second curve” kegiatan/usaha apa yang mau kita lakukan sebelum masa pensiun itu tiba!”  “Supaya pada saatnya nanti kita sudah siap, tidak ada istilah sindrome kerja setelahnya”.  lanjutnya dengan gaya motivasinya.   Satu temen lain menceritakan bahwa ia akan membantu usaha istrinya, dengan bisnis online berdagang baju/kain batik.  Teman lain yang  memiliki sawah, ia akan mengusahakan sawah itu untuk kegiatannya sehari2nya nanti.  Ada juga temen dengan santainya mengatakan bahwa dia akan menjadi dirut  PT. Sanmaru alias Santai Mangan Turu, menikmati hidup di masa pensiunnya.  Dia berargumen bahwa saatnya pensiun ya pensiun saja, ngapain dipikir serius, kalau sudah saatnya istirahat ya istirahat saja to!, ga usah ngoyo “golek upo”terus, biar diganti yang muda2.  

Ya... banyak pendapat dan harapan dari teman2 saya tadi dalam menghadapi dan menyiapkan masa pensiunnya. Tidak ada yang salah.

Diskusi ringan yang cukup menarik sebenarnya, karena suatu ketika nanti kita toh pasti akan  sampai juga kesana. Pertanyaannya siapkah kita?  Ini yang kadang menjadi pemikiran khususnya kita yang sudah mendekati masa pensiun.  Apalagi kalau kita belum punya modal, ketrampilan tidak ada, dsb. 

Saudara,
Setiap orang pasti akan memasuki masa pensiun. Masa dimana mulai lepas dari  bekerja secara rutin.   Suka ga suka, kita harus menjalaninya.  Muncul rasa gamang menghadapi masa itu bagi kita yang belum siap menghadapinya. Menjadi tua dan tidak berguna, sakit2an yang merepotkan orang lain, hal2 ini tentu yang tidak kita harapkan.  Oleh karena itu mempersiapkan diri untuk hari esok perlu untuk kita pikirkan mulai saat ini.

Bagi anak2 Tuhan semestinya memandang masa pensiun dengan bijaksana, tidak perlu kuatir atau takut.  Seperti yang dikatakan Rasul Paulus “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan” (Filipi 1:21).  Ia selalu melayani Tuhan dalam hidupnya, dalam keadaan apapun baik dalam penderitaan, hukuman penjara, atau kesukaran, sampai masa tua dan matinya.  Semua itu menjadi kesempatan lain untuk menyebarkan Injil Tuhan, dan bagi dia hidup untuk memuliakan Tuhan.

Bagaimana dengan kita?  Jika kita mengadopsi pandangan Paulus tentang kehidupan dan kematian, itu berarti bahwa selalu ada pekerjaan yang dapat dilakukan untuk Tuhan. Sepanjang kita masih hidup, percayalah bahwa Kristus terus bekerja di dalam dan melalui kita. Tidak ada masa pensiun dalam melayani Tuhan.  Kita bisa melayani Tuhan dimanapun kita berada, baik itu di lingkungan persekutuan gereja kita, atau dimanapun Tuhan tempatkan kita.  Jadi, bolehlah pensiun menghentikan karya/pekerjaan kantor kita, tapi pensiun dari melayani Kristus... tidak akan pernah berlaku bagi kita!

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar