Sabtu, 20 Desember 2014

Imanku teguh



Shalom Saudara,  
Kita bersyukur bahwa akhirnya ada anak Tuhan yang menjadi, menduduki pucuk pimpinan di perusahaan kita, ya dalam RUPSLB kemarin telah ditetapkan siapa pengganti dirut yang lama. Ini menunjukkan bahwa di perusahaan kita sebenarnya tidak ada deskriminasi terhadap kelompok minoritas, seperti yang diisukan selama ini. 

Walaupun kadang kita rasakan dalam suasana kerja sehari2  ada saja perlakuan yang berbeda terhadap minoritas, meski tidak secara exsplisit. Seperti misalnya; bagi anak2 Tuhan sepertinya lebih sulit untuk mendapatkan promosi walaupun mereka punya performansi dan kapabiltas untuk itu, dsb. 

Mungkin itu kita rasakan, sehingga kadang kita mengeluh, merasa cemburu, bahkan bertanya kepada Tuhan... mengapa begini Tuhan?  Ya.. dunia memang kadang tidak adil, segala sesuatu yang kita anggap benar ternyata salah, demikian juga sebaliknya yang kita anggap salah ternyata dibenarkan. 

Dalam scope yang lebih besar misalnya di Indonesia, bagaimana kasus2 intoleransi terjadi. Sulitnya mendirikan rumah ibadah misalnya, atau perlakuan2 yang memojokkan terhadap personal dan kelompok minoritas tertentu, dsb. Masih ada sampai saat ini. 

Saudara, 
Bagi kita anak2 Tuhan, hal itu bukan menjadi sesuatu yang penting yang membebani pikirian, kita berpikir positif saja dalam menyikapinya.  Jangan sampai kita dipusingkan dengan hal2 itu. Hendaknya kita bersikap arif dan bekerjalah dengan tekun, suka cita..cukuplah. Urusan hidup, mati, rejeki, kita serahkan kepada Tuhan.  Tuhan pasti dan akan mencukupkan keperluan kita.  Kalau memang sudah saatnya, pasti hal itu akan terjadi. Kita yakini itu. 

Dan, sudah semestinya kita bersyukur dengan berkat yang kita terima saat ini, apapun itu. Syukur diberi berkat lebih.  Jangan sampai kita bimbang ketika diiming2i dan dijanjiin jabatan ini itu tetapi dengan syarat “pindah ke lain hati”. 

Semoga kita teguh, kuat dalam pendirian, dan tidak tergoda pada hal2 seperti itu.  Jangan sampai kita terjebak pada iming2 dunia dengan mengejar jabatan tertentu, supaya beroleh kekuasaan, kekayaan, popularitas, yang kemudian tidak segan menjual iman Kristus.  

Dalam hal ini, kita bisa meneladani sikap Sadrakh, Mesakh dan Abednego (Daniel 3:1-30), ketika mereka diperintahkan untuk menyembah patung oleh Raja Nebukadnezar.  Walaupun resiko hilangnya jabatan bahkan nyawanya sekalipun, mereka menolak dan tetap pada kesetiaan imannya kepada Tuhan.   Pendirian ketiga pemuda itu sangat kuat, tidak ada kompromi.  Mereka mengatakan dengan tegas penolakannya itu. Dinyatakan dalam ayat 18; 

 “tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” 

Saudara, 
Sudahkah kita memiliki iman seteguh Sadrakh, Mesakh dan Abednego ketika dihadapkan kepada ancaman dan godaan2 kenikmatan dunia?

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar