Sekarang ini banyak perkumpulan/
organisasi didapati pecah karena perbedaan pendapat diantara anggotanya, seperti
misalnya; ada dua raja di Kasunanan Surakarata, di pilpres kemarin ada Kubu
Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat, dan terakhir kita bisa melihat
dan mendengar di media ada dua Gubernur DKI Jakarta, kemudian terbelahnya Partai
Golkar.
Manusia memang tidak ada yang
sempurna, termasuk produk2nya seperti organisasi, suku, bangsa ataupun negara, ada
saja kekurangan/kelemahannnya yang bisa menjadi pemicu munculnya perbedaan
pendapat warga/anggotanya, yang menimbulkan perselisihan dan akhirnya terjadi
perpecahan.
Dalam konteks yang sama, demikian
juga terjadi dalam organisasi gereja. Sejak awal gereja sering bertikai karena
perbedaan sudut pandang dan keegoisan masing2 pihak yang bertikai, yang
mengakibatkan skisma atau perpecahan, akibatnya muncul banyak aliran atau
denominasi gereja.
Pertanyaannya, kenapa bisa terjadi
seperti itu? Apakah Tuhan dalam hal ini membiarkan saja? Mungkin kita bertanya tentang hal ini. Kita tidak tahu, karena memang kita manusia
terbatas pengetahuannya. Tapi, coba kita
refleksi sebentar untuk merenungi dan mengetahui lebih dalam tentang hal ini. Kita bisa ambil hikmahnya. Apapun yang
terjadi pasti atas kehendak Tuhan.
Saudara,
Kalau kita mempelajari sejarah
gereja, dari gereja mula2 di Yerusalem sampai dengan saat ini memang sering
terjadi skisma gereja. Dari pemetaannya ada tiga arus utama, yaitu Katolik,
Ortodoks dan Protestan dari proses skisma gereja sebelumnya, dan arus
Protestanlah yang paling banyak didera perpecahan.
Gereja yang semula esa telah
terpecah2 menjadi banyak aliran yang saling berbeda. Namun pada hakikatnya semua gereja yang
berbeda itu adalah esa, sebab semua gereja itu adalah sama2 pengikut Kristus.
Tuhan sudah mengantisipasi bahwa
para rasul dan penerusnya dalam abad2 kemudian akan meghadapi persoalan
skisma. Oleh sebab itu, sebelum berpisah
Kristus mendoakan para rasulNya dan generasi2 berikutnya “...dan bukan untuk mereka ini saja Aku
berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan
mereka; supaya mereka semua menjadi satu... supaya dunia percaya... supaya
mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan
Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia
tahu...” (Yoh 17:20-23).
Saudara,
Saya pernah ditanya oleh rekan
seiman lain, “anda dari gereja mana?”
Suatu pertanyaan yang wajar sebenarnya, mungkin sebagai kata pembuka biar
tidak kaku untuk saling menyapa. Dan
ketika saya jawab, saya bisa meraba jalan pikiran rekan tadi bagaimana dia
selanjutnya bersikap kepada saya. Sedih
rasanya.., sebegitu pentingkah saya harus menjawabnya. Yang penting khan.. kau dan aku adalah pengikut
Kristus.. titik! Ga penting dari gereja
mana, bathin saya memberontak seperti itu.
Seperti syair pujian berikut :
Ku tak pandang dari greja mana
Asal kau berdiri atas firman-Nya
Kalau hatimu sperti hatiku
Kau saudara dan saudariku
Ku tak pandang dari gereja mana
Asal kau berdiri atas kalvari
Kalau hatimu sperti hatiku
Kau saudara dan saudariku...
Saudara,
Di setiap gereja sudah ada lambang
salib. Tetapi, mengingat bahwa gereja gampang pecah, akankah juga perlu dipasang
lambang gelas beling dengan tulisan “Hati-hati gampang pecah!”
Semoga ke depan gereja tidak pecah
lagi, kita merindukan geraja yang esa seperti semula. Mari Kita dukung dan doakan gerakan2 untuk
mempersatukan gereja. Amin
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar