Senin, 30 Juni 2014

Tuhan menjagamu



Saudara terkasih,
Beberapa waktu lalu ketika saya mengikuti ibadah pemakaman salah satu teman kantor, dalam acara itu ada penghiburan dari paduan suara gereja yang menyanyikan lagu “Tuhan menjagamu”.  Lagu mengalir lembut enak didengar,  yang  membuat saya merinding merasakan dan menikmati alunan lagu itu, meresapi syairnya yang seolah pas banget dengan suasana kesedihan saat itu.

Kira2 sebulan setelah itu, terdengar khabar yang menghenyakkan ketika adik saya memberitahukan bahwa ibu saya koma, dan telah dibawa dan dirawat di ICU di salah satu rumah sakit di Solo. Ibu saya sudah tidak sadar lagi dan ditopang oleh banyak peralatan medis, matanya membuka tetapi dengan tatapan kosong, hanya terdengar nafasnya  yang sudah tidak teratur lagi, rasanya sedih, getir melihat itu semua .   

Saat di ruang ICU itulah saya mendampinginya sambil menyanyikan lagu “Tuhan menjagamu”, dan sepertinya ibu masih mendengarkan pujian itu dan meresponnya dengan mengeluarkan air matanya.  Terus...  berulang2 saya nyanyikan lagu itu dg membisikkan ke telinga ibu, sementara hanya kepedihan dan kesesakan yang saya rasakan saat itu.

Apapun juga menimpamu,
Tuhan menjagamu.
Naungan kasihNya pelindungmu,
Tuhan menjagamu.
Tuhan menjagamu waktu tenang atau tegang,
Ia menjagamu, Tuhan menjagamu...
 www.youtube.com/watch?v=7Yrs8mlNgxc

Waktu berlalu dan pada menit2 terakhir  dimana ibu hendak meninggalkan kami semua. Kami sekeluarga merasakan kesedihan itu.  Bapak saya sepertinya sudah merasakannya bahwa ibu sebentar lagi akan tiada, dia berpesan kepada kami anak2nya; relakan hati kita masing2 “sumendhe ing Gusti” karena ibu sebentar lagi akan dipanggil Bapa Sorga, kalau mau menangis menangislah di sini sepuasmu tumpahkanlah sedihmu saat ini juga, tapi besok pada saat ibadah penghiburan nanti tersenyumlah.  Dan...., tumpahlah tangis kami sekeluarga ketika diberitahu staf medis ruang ICU bahwa ibu sudah tiada, ibu sudah dipanggil Bapa Sorgawi.   Suatu peristiwa yang belum pernah saya rasakan sepedih ini sebelumnya, Ibu yang sangat kami cintai dan hormati telah meninggalkan kami selamanya.   Selamat selamat jalan ibu... Tuhan menjagamu menuju Sorga.  


Saudara,
Bagi kita yang ditinggal pergi keluarga yang kita sayangi itu dan masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk menjalani hidup di dunia ini, apa yang dapat kita refleksikan dengan peristiwa seperti ini. Bagaimana kita mengisi har2 kita setelah itu?

Setiap kita yang ditinggal orang2 yg kita kasihi, kita sayangi tentu merasa sedih, sedih karena harus berpisah selamanya di dunia ini.  Suatu hal yang wajar karena ada perpisahan, perpisahan yang mungkin belum siap kita hadapi.  Tapi Saudara,  kita percaya dan meyakini bahwa anak2 Tuhan kelak pada saatnya nanti ketika dipanggil Tuhan untuk  meninggalkan dunia ini akan tinggal diam bersama Tuhan di Sorga,  Tuhan menjaga dalam kekekalan  seperti firman Tuhan dalam 2 Korintus 5:1 dikatakan "Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."

Kita ini manusia fana pasti akan menuju pada kematian, yang pada akhirnya nanti semua akan menghadap takhta pengadilan Kristus.    Oleh karena itu Saudara, mari kita isi hidup kita ini dengan hidup seturut dengan Tuhan, hidup yang takut akan Tuhan, meneladani hidup Kristus dan sahabat2Nya dalam melayani dan menjadi saluran berkat bagi orang lain dalam setiap hidup pribadi2 kita ini dimanapun kapanpun dan dalam keadaan bagaimanapun,  supaya pada saat penghakiman terakhir nanti kita juga mendapat kekekalan seperti yang dinyatakan dalam 2 Korintus 5:10  Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.”

Kematian bukan sesuatu peristiwa yang harus kita responi dengan kesedihan yang panjang, kematian juga bukan suatu peristiwa yang menakutkan bagi kita, karena kita tahu bahwa “bagi kita hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”

Semoga renungan ini dapat menguatkan diantara kita
Tuhan memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar