Minggu, 15 Juni 2014

Obrolan sepulang kerja

Saudara terkasih,
Sejak dibangunnya Gedung Graphari Telkomsel yang lokasinya persis di depan Kantor Telkom Pahlawan Semarang ini, sepertinya menambah suasana menjadi semakin ramai saja, orang2 berlalu-lalang ada di sana dari pagi sampai malam hari, ditambah kalau jam habis kerja, di halamanya ada live musik, juga  ada rombong penjual mie.
Suasana petang menjelang malam waktu pulang habis kerja akan lebih asyik kalau sejenak mampir di tempat penjual mie untuk menikmati sepiring mie rebus sambil menikmati alunan musik, ya.. bisalah mengobati kepenatan sebentar setelah seharian kerja tadi.
Saya nikmati suasana itu bersama temen saya yang sama2 “koster”.  Koster  ini bukan penjaga gereja tetapi orang2 yang sama indekost di Semarang, karena sama2 senasib sepenanggungan (keluarga tinggal di luar kota).   Komunitas koster ini memang mempunyai waktu luang yang lebih banyak, karena ngapain juga cepat2 pulang ke tempat kost!?   Sambil ngobrol sana-sini mulai dari kapan Gedung Putih (gedung ex divre yang akan menjadi divre lagi, yg semula abu2 kusam) ini akan selesai rehabnya, ngobrol tentang transformasi organisasi yang katanya akan berlaku bulan depan atau depannya lagi, ngobrol tentang trending-topic saat ini “pilpres”, ngobrol tentang gaya hidup karyawan yang kebetulan lewat depan kami, dsb.
Sampailah obrolan kami pada kegiatan rohani kantor, tentang kegiatan Paskah karyawan se Jateng DIY di Magelang kemarin. Temen ngobrol ini minta maaf karena tidak bisa mengikuti kegiatan itu karena pas kebetulan pada waktu yang sama ada tugas pelayanan di lingkungan gerejanya untuk membagi2kan  sembako bagi warga gerejanya yang kurang mampu.  Walaupun sebenarnya dia juga pengin sekali ikut bergabung/ berkumpul dan menghadiri perayaan Paskah itu.    Saya jadi respect kepada dia, tentunya dia lebih dibutuhkan dalam kegiatan bhaksos di lingkungan gerejanya, ada kegiatan lain yang lebih “bermakna”.
Saya ceritakan kepada kawan ini, segala sesuatu tentang pelaksanaan perayaan Paskah di Magelang itu; suasananya, tamu undangan yang hadir, pesan Romo dan doa Pendeta, pengisi acaranya, dsb. Kita bisa berkumpul dengan saudara lain dari berbagai kota, dengan kawan lama kita yang sudah pensiun, dll.   Ada suka cita, ada persekutuan yang indah di dalamnya, yang saya rasakan saat itu.
Namun, sepertinya ada juga sebagian kawan lain yang juga diundang dalam kegiatan Paskah itu tetapi tidak nampak kehadirannya, saya tidak tahu persis alasannya.  Ada sedikit kurang lengkap dengan ketidakhadiran mereka ini.  Sayang memang, moment yang hanya sekali dalam setahun ini tanpa kehadiran mereka yang sebenarnya bisa menghadirinya.  Mungkin sama seperti harapan panitia Paskah itu yang akan sangat senang jika semua yang diundang dapat hadir memenuhinya, sehingga suasana kesukacitaan tercipta lebih meriah lagi.
Obrolan kami terpaksa terhenti dan kami selesaikan, karena kursi tempat kami duduk2 sudah ditunggu oleh pembeli mie lainnya, dan kamipun segera beranjak, berpisah untuk bertemu esok hari lagi.
Saudara, menghadiri undangan Tuhan melalui kegiatan rohani seperti Retret, Paskah, Natal, Binroh reguler lainnya yang diadakan di lingkungan kantor sebenarnya maknanya sama dengan menghadiri undangan Tuhan lainnya seperti ibadah mingguan di gereja kita masing2, semuanya adalah bentuk persekutuan orang2 beriman dalam Kristus, yang berbeda hanya komunitasnya saja.  Tinggal bagaimana kita dalam menyikapi dan menindaklanjutinya, terpanggilkah kita akan undangan Tuhan ini?  Oleh karenanya, jangan ragu untuk memenuhi undangan itu, ada sesuatu yang baik yang mungkin tidak kita sadari tapi menguatkan iman kita. 
Firman Tuhan dalam Matius 22:14 menyatakan; “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Firman ini mengingatkan kita tentang undangan Tuhan kepada kita anak-anakNya.  Dalam ayat2 sebelumnya di Matius 22:1-14 kalau kita baca dan renungkan, diumpamakan seorang Raja mengundang banyak tamu ke perjamuannya, tetapi tidak ada yang mau datang. Perjamuan itu merupakan perumpamaan dari undangan Tuhan,  undangan bagi orang percaya  untuk menikmati berkat2Nya yang ditujukan kepada semua orang yang mendengar.  Dan terhitung hanya 'sedikit' yang sungguh-sungguh "dipilih" untuk kehormatan ini.  "Yang dipilih" adalah dalam arti mereka betul menjadi milik Tuhan, milik yang diselamatkan.
Sebagai orang percaya, hendaknya kita mulai memperhatikan bagaimana kehidupan kita di dalam Tuhan, jangan sampai perjalanan hidup kita 'tidak dikenal' oleh Tuhan. Tetapi kita mau menyerahkan hidup kita untuk mau ditempa dalam proses pengenalan akan Tuhan sehingga kita tidak hanya dipanggil tetapi dipilih oleh Tuhan.
Seperti syair lagu; “ Apapun yang Tuhan mau lakukan, Apapun yang Tuhan mau inginkan...asalkan Tuhanku senag.. semua kurelakan, NamaNya dimuliakan. Suka-sukaMu Tuhan”.
Semoga kita dimampukan untuk selalu dan taat, terpanggil untuk menghadiri undangan Tuhan, sehingga kita termasuk dalam orang2 yang dipilih Tuhan. Amin.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar