Saudara terkasih,
Sejak dibangunnya Gedung Graphari Telkomsel yang
lokasinya persis di depan Kantor Telkom Pahlawan Semarang ini, sepertinya
menambah suasana menjadi semakin ramai saja, orang2 berlalu-lalang ada di sana
dari pagi sampai malam hari, ditambah kalau jam habis kerja, di halamanya ada
live musik, juga ada rombong penjual
mie.
Suasana petang menjelang malam waktu pulang habis kerja
akan lebih asyik kalau sejenak mampir di tempat penjual mie untuk menikmati
sepiring mie rebus sambil menikmati alunan musik, ya.. bisalah mengobati
kepenatan sebentar setelah seharian kerja tadi.
Saya nikmati suasana itu bersama temen saya yang sama2
“koster”. Koster ini bukan penjaga gereja tetapi orang2 yang
sama indekost di Semarang, karena sama2 senasib sepenanggungan (keluarga tinggal
di luar kota). Komunitas koster ini
memang mempunyai waktu luang yang lebih banyak, karena ngapain juga cepat2
pulang ke tempat kost!? Sambil ngobrol sana-sini mulai dari kapan
Gedung Putih (gedung ex divre yang akan menjadi divre lagi, yg semula abu2
kusam) ini akan selesai rehabnya, ngobrol tentang transformasi organisasi yang katanya
akan berlaku bulan depan atau depannya lagi, ngobrol tentang trending-topic saat ini “pilpres”, ngobrol tentang gaya hidup karyawan yang kebetulan
lewat depan kami, dsb.
Sampailah obrolan kami pada kegiatan rohani kantor,
tentang kegiatan Paskah karyawan se Jateng DIY di Magelang kemarin. Temen
ngobrol ini minta maaf karena tidak bisa mengikuti kegiatan itu karena pas
kebetulan pada waktu yang sama ada tugas pelayanan di lingkungan gerejanya untuk
membagi2kan sembako bagi warga gerejanya
yang kurang mampu. Walaupun sebenarnya
dia juga pengin sekali ikut bergabung/ berkumpul dan menghadiri perayaan Paskah
itu. Saya jadi respect kepada dia,
tentunya dia lebih dibutuhkan dalam kegiatan bhaksos di lingkungan gerejanya,
ada kegiatan lain yang lebih “bermakna”.
Saya ceritakan kepada kawan ini, segala sesuatu tentang
pelaksanaan perayaan Paskah di Magelang itu; suasananya, tamu undangan yang
hadir, pesan Romo dan doa Pendeta, pengisi acaranya, dsb. Kita bisa berkumpul
dengan saudara lain dari berbagai kota, dengan kawan lama kita yang sudah
pensiun, dll. Ada suka cita, ada
persekutuan yang indah di dalamnya, yang saya rasakan saat itu.
Namun, sepertinya ada juga sebagian kawan lain yang juga
diundang dalam kegiatan Paskah itu tetapi tidak nampak kehadirannya, saya tidak
tahu persis alasannya. Ada sedikit
kurang lengkap dengan ketidakhadiran mereka ini. Sayang memang, moment yang hanya sekali dalam
setahun ini tanpa kehadiran mereka yang sebenarnya bisa menghadirinya. Mungkin sama seperti harapan panitia Paskah itu yang akan sangat senang
jika semua yang diundang dapat hadir memenuhinya, sehingga suasana kesukacitaan
tercipta lebih meriah lagi.
Obrolan kami terpaksa terhenti dan kami selesaikan,
karena kursi tempat kami duduk2 sudah ditunggu oleh pembeli mie lainnya, dan
kamipun segera beranjak, berpisah untuk bertemu esok hari lagi.
Saudara, menghadiri undangan Tuhan melalui kegiatan
rohani seperti Retret, Paskah, Natal, Binroh reguler lainnya yang diadakan di
lingkungan kantor sebenarnya maknanya sama dengan menghadiri undangan Tuhan
lainnya seperti ibadah mingguan di gereja kita masing2, semuanya adalah bentuk
persekutuan orang2 beriman dalam Kristus, yang berbeda hanya komunitasnya
saja. Tinggal bagaimana kita dalam
menyikapi dan menindaklanjutinya, terpanggilkah kita akan undangan Tuhan
ini? Oleh karenanya, jangan ragu untuk memenuhi undangan
itu, ada sesuatu yang baik yang mungkin tidak kita sadari tapi menguatkan iman
kita.
Firman Tuhan dalam Matius 22:14 menyatakan; “Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit
yang dipilih."
Firman ini mengingatkan kita tentang undangan Tuhan
kepada kita anak-anakNya. Dalam ayat2
sebelumnya di Matius 22:1-14 kalau kita baca dan renungkan, diumpamakan seorang
Raja mengundang banyak tamu ke perjamuannya, tetapi tidak ada yang mau datang.
Perjamuan itu merupakan perumpamaan dari undangan Tuhan, undangan bagi orang percaya untuk menikmati berkat2Nya yang ditujukan
kepada semua orang yang mendengar. Dan
terhitung hanya 'sedikit' yang sungguh-sungguh "dipilih" untuk kehormatan
ini. "Yang dipilih" adalah dalam arti
mereka betul menjadi milik Tuhan, milik yang diselamatkan.
Sebagai orang percaya, hendaknya kita mulai memperhatikan
bagaimana kehidupan kita di dalam Tuhan, jangan sampai perjalanan hidup kita
'tidak dikenal' oleh Tuhan. Tetapi kita mau menyerahkan hidup kita untuk mau
ditempa dalam proses pengenalan akan Tuhan sehingga kita tidak hanya dipanggil
tetapi dipilih oleh Tuhan.
Seperti syair lagu; “ Apapun yang Tuhan mau lakukan,
Apapun yang Tuhan mau inginkan...asalkan Tuhanku senag.. semua kurelakan,
NamaNya dimuliakan. Suka-sukaMu Tuhan”.
Semoga kita dimampukan untuk selalu dan taat, terpanggil
untuk menghadiri undangan Tuhan, sehingga kita termasuk dalam orang2 yang
dipilih Tuhan. Amin.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar