Dasar
renungan : Titus 3:14
“Dan biarlah orang-orang
kita juga belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan
hidup yang pokok, supaya hidup mereka jangan tidak berbuah”
Saudara terkasih,
Manusia
diciptakan, sejak lahir... tentu Tuhan telah memberi misi kepada masing-masing
pribadinya. Untuk mencapai misinya itu,
Tuhan melengkapinya dengan telenta2.
Tinggal bagaimana manusia menggunakan dan mengembangkan talenta itu. Sampai kepada keberadaannya sekarang ini,
apakah hidup dan kehidupan manusia sudah sesuai/ sejalan dengan kehendak Tuhan?
Firman Tuhan di
atas, mengingatkan bahwa; Untuk hidup, Tuhan perintahkan kita manusia untuk
bekerja, baik itu secara konvensional (sekuler) maupun dalam pekerjaan rohani (pelayanan).
Keduanya sama pentingnya.
Bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok
bagi diri sendiri dan keluarga, dengan bekerja kita juga bisa berbagi kepada
orang lain. Mustahil kita bisa berbagi
dgn sesama kalau tidak bekerja atau tdk berpenghasilan. Dan, sudah semestinya siapa yang mendapat bagian
berkat lebih bertanggung jawab untuk berbagi
dgn porsi yang lebih juga. ”With
great power, comes great responsibility”. Siapa diberkati hendaknya memberkati,
menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Dengan bekerja kita mendapat penghasilan, kita bisa memuliakan Tuhan
dengan penhasilan kita itu, seperti yang diperintahkanNya “Muliakanlah Tuhan
dengan segala hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu...” (Amsal
3:9)
Selain itu, kita diwajibkan juga melakukan pekerjaan Tuhan (pelayanan). Dan saya percaya, saudara sebagai anak2 Tuhan biasanya berperan penting di persekutuan jemaat gereja masing2. Mungkin saat ini saudara menjadi majelis gereja, pengurus gereja, mungkin saat ini saudara aktif dalam suatu pelayanan sosial dalam gereja saudara. Atau mungkin juga sudara terlibat dalam pelayanan lain di luar gereja. Apapun itu, lakukanlah dengan suka cita dalam nama Tuhan. Iman saudara akan dibentuk menjadi lebih dewasa dan semakin kuat. Kita percaya dan yakini itu.
Suatu ilustrasi; Seorang pemain dan penonton sepak bola. Keduanya tentu mempunyai tujuan/ keinginan yang sama, yaitu dalam setiap pertandingan berharap timnya akan dapat memenangkannya. Nah, lebih terampil dan lebih sehat siapa dari keduanya, siapa yang paling berkontribusi untuk memenuhi/mencapai tujuan tadi? Penonton atau Pemainkah? Ya, kita tentu akan memilih pemain dari pada penonton. Seorang pemain tentu lebih mempunyai kesempatan untuk memenangkan pertandingan bolanya, dia bisa langsung membuat gol2 kemenangan bagi timnya. Sedangkan penonton terbatas hanya bisa mendukung saja. Demikian juga dalam melakukan pelayanan sebaiknya dan semestinya kita bisa menjadi pemain dari pada penonton.
Dalam kehidupan nyata, kita bisa ambil contoh;
Misalnya, ketika kita beribadah di gereja, kita datang duduk lalu mendengarkan
firman, memuji bernyanyi memuliakan
Tuhan, menaikkan doa syukur dan doa lainnya.
Tapi, coba kita pikir sejenak,
untuk menyelenggarakan kegiatan ibadah itu berapa orang yang terlibat menyiapkan
dan melayaninya agar segala sesuatu (Ibadah) itu layak di hadapan Tuhan. Apakah kita terlibat di dalamnya? atau kita hanya sebagai jemaat biasa saja? Sebagai anak2 Tuhan, sepertinya tidak cukup
hanya menjadi orang yang biasa2 saja seperti kebanyakan orang pada umumnya,
kita lebih... lebih dari pemenang.
Karena kita sudah dipilih Tuhan melalui hidup kehidupan kita. Karena kita telah dilayani bahkan diberi
jalan keselamatan.
Banyak hal dalam hidup keseharian kita, kapanpun dan dimanapun kita
berada, apakah kita hanya sebagai orang yang teruuuus... menjadi penonton dan dilayani
orang? Bagi kita (saudara dan saya) yang
belum atau yang masih suam2 kuku maka coba mulailah terlibat di dalam pekerjaan
Tuhan.
Kita bisa menjadi bagian pelayanan bukannya hanya
sebagai obyek tapi lebih dari pada itu kita adalah subyek.
Dalam (Filipi 1:22a) dikatakan juga: “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja
memberi buah”
Rasul Paulus memberi nasehat kepada kita bahwa kalau kita ingin hidup
maka harus bekerja dan memberi buah.
Bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang baik yang bermanfaat, tidak
hanya untuk diri sendiri / keluarga sendiri tetapi berguna juga bagi orang
lain.
Ketika surat ini ditulis, Rasul Paulus sedang dipenjara di Roma. Kita bisa meneladani ini, sekalipun dalam keterbatasannya,
dalam penderitaannya, dia masih melayani orang lain dengan nasehat2nya. Nasehat
untuk tetap berjuang, tetap setia kepada
ajaran Kristus dan Injilnya. Kitapun bisa
merefleksikan hal ini dalam dalam hidup kita (pribadi lepas pribadi), kita yg
hidup di alam merdeka ini yang relatif tidak ada tekanan, keterbatasan tentu dan seharusnya... juga bisa berbuat
banyak untuk melakukan pekerjaan Tuhan (pelayanan).
Masih dalam rangka peringatan Paskah beberapa waktu lalu, kita juga
bisa renungkan peristiwa penderitaan, kesengsaraan, penyaliban dan kematian
Tuhan Yesus Kristus, peristiwa itu tidak hanya untuk melayani orang lain tetapi
lebih dari pada itu untuk menyelamatkan kita mansuis dari maut. Sahabat mana yang rela mati untuk orang lain?
Hanya DIA-lah sahabat sejati.
Saudara terkasih,
Ingin menjadi orang Kristen yang diberkati dan berbuah? Kuncinya adalah bekerja dan lakukan pekerjaan
tsb dengan baik, bekerjalah dengan semangat
dan sepenuh hati. Taruhlah minat yang
besar thd pekerjaan kita dan jadilah pekerja yg taat di segala situasi dan dan
di setiap waktu. Tumbuhkanlah rasa suka
cita dan ucap syukur terhadap pekerjaan kita.
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu
sekuat tenaga” (Pengkhotbah 9:10a).
Sebab ada tertulis: “Tuhan akan membuka bagimu perbendaharaanNya yang
melimpah , yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan
memberkati segala pekerjaanmu” (Ulangan 28:12a).
Sampai saat ini, esensi keberadaan kita bagi orang lain seperti
apa? Apakah kita berguna bagi orang
lain, apakah kita sangat diperlukan bagi lingkungan di sekitar kita? Atau hanya sebatas diperlukan saja, atau
bahkan kita tidak diperlukan sama sekali (tidak disukai)? .... renungkanlah.
Kriteria orang baik salah satunya adalah; dimanapun dia berada akan ada banyak orang
yang menyukainya, bahkan ketika orang itu tidak di tempat atau sudah meninggal sekalipun,
kehadirannya akan tetap diharapkan, banyak orang akan menceritakan kebaikan2nya.
Nah, sudahkah kita disukai oleh orang2
sekitar kita saat ini? Di rumah, di
lingkungan tempat tinggal kita, di kantor tempat kerja kita, di lingkungan gereja
kita, di komunitas lain dan di manapun kita berada?.
Tuhan pasti juga mengasihi dan memberi berkat kepada orang yang yang
disukai dan disenangi dan berguna bagi sesamanya. .....
Di akhir renungan ini, saya akan coba ajak saudara untuk bertanya pada
diri kita masing2;
Sejak kita dilahirkan ke dunia ini sampai kepada keberadaan kita
sebagaimana kita ada saat ini, “apa yang telah aku lakukan untuk Tuhan?”
Kalau kita bisa memiliki dan mendapatkan semua yang kita punya
sekarang, itu bukanlah oleh karena kuat dan gagah kita, bukan karena kemampuan
kita. Tuhan bisa memberi tetapi juga bisa
mengambil semua yang ada. Biarlah hidup yang kita hidupi sekarang dan
apa yang kita miliki dapat kita gunakan untuk memuliakan nama Tuhan. Amin.
Tuhan memberkati.
Renungan pagi
Retret Karyawan/ti Telkom, 25 April 2014 @GriyaSejahtera, Ngablak-Kopeng.
Bagaimana saya bisa mendapat naskah kotbah
BalasHapusThank ya bosku sudah diberikan info yang menarik ini dan kunjungi juga website kamiya bos ku^^
BalasHapusobat diabetes
obat diabetes de nature
obat diabetes herbal
obat diabetes alami
obat diabetes di apotik
obat diabetes basah
obat diabetes kering
Luar biasa renungannya Tuhan menberkati
BalasHapusShalom
BalasHapusThank you renungannya TYM
TRIMA KASIH KHOTBAHNYA...TUHAN MEMBERKATI..
BalasHapusTerimakasih kasih atas bantuannya Tuhan Yesus memberkati
BalasHapusTerimakasih atas bantuannya Tuhan Yesus Memberkati
BalasHapusTerima kasih buat Renungannya yang sangat memberkati..Tuhan Yesus memberkati kita semua 🙏🙏
BalasHapus