Saudara
terkasih...
Pernahkah kita
(pribadi lepas pribadi) merasa seolah hidup ini tiada berarti, merasa kosong, hampa dsb. Kadang kalau kita renungkan, apa arti hidup
kita ini sebenarnya? Kita yang
kesehariannya melakukan pekerjaan yang rutin tentu suatu saat mengalami saat2
dimana ada kebosanan, kejenuhan, kegamangan akan apa yang harus kita
lakukan?
Seperti pengalaman saya ini;
Suatu saat
petang hari selepas pulang kantor, saya bersama teman sekantor kebetulan pulang
naik angkot dan turun bareng di suatu pertigaan kota, karena rasa penat dan masih ada waktu
untuk sekedar ngobrol, maka saya ajak teman saya ini mampir dan melanjutkan
obrolan di suatu tempat makan sekaligus melepas kepenatan. Sambil minum kecil,
kami menikmati hari menjelang rembang petang kota
Semarang, berdua
ngobrol tentang apa saja yang kami hadapi di hari itu. Obrolan mengalir begitu saja topiknya, sampai
suatu saat teman saya ini cerita tentang pekerjaannya saat ini, dimana ada
kejenuhan yang ia rasakan. Sudah
berpuluh2 tahun, tugas yang dikerjakan tidak berubah, dia seorang teknisi yang
bertanggung jawab memastikan atas pemenuhan delivery dan operasional
perangkat untuk layanan corporate customer.
Karena tanggung jawabnya itu, dia sering harus keliling Jawa Tengah dan
DIY untuk memastikan perangkat cepat terinstal dan berfungsi baik di sisi pelanggan, juga apabila
ada gangguan harus cepat diatasinya. Dia ceritakan ada kebosanan dan rasa capek,
rasanya sudah tidak dapat menikmati lagi pekerjaannya itu. Lanjutnya, jika ada
penawaran program pensiun dini, mungkin dia akan ambil kesempatan
itu.
Teman saya
tadi berpendapat bahwa saya lebih beruntung karena pekerjaan saya lebih
bervariasi, tidak seperti dia seorang teknisi yang harus keliling merawat perangkat
pelanggan. Capek mas… !
Padahal,
mulanya saya pikir menjadi seorang teknisi itu lebih menyenangkan hanya
berhadapan dengan perangkat dan bagaimana caranya agar berfungsi dg baik, toh
masih ada unit2 support yang selalu mendukungnya, menjadi teknisi spt dia
bisa jalan2 keliling dari kota ke kota dimana lokasi pelanggan berada, tidak memikirkan segala keruwetan
seperti yang saya hadapi dalam pekerjaan saya. Rupanya kita sama2 jenuh, batin saya. Istilah “sawang sinawang” ternyata ada benarnya juga ya… tergantung dari mana kita memandang suatu hal
itu menjadi beban atau berkah bagi kita?
Setelah gelap malam
menyapu langit penuh, akhirnya saya dan teman saya karena merasa sudah cukup
waktu ngobrolnya kami berpisah untuk melanjutkan hidup esok hari lagi.
Saudara
terkasih,
Inilah
perlunya retreat, jika kita bisa merenungkan lebih dalam kita bisa melihat
kembali kepada hal semula serta sebenarnya apa tujuan kita dilahirkan menjadi
manusia spt saat ini. Kita perlu
istirahat sejenak untuk memulihkan kekuatan kita dengan mengisi kembali dengan
amunisi rohani, kita perlu membersihkan diri, mengobati yang luka dan meninjau
kembali apakah jalan kita tidak salah arah, mengambil hikmah dari kesalahan,
kekurangan yang terjadi atau keberhasilan yang terjadi. Yang akhirnya bisa
memantapkan hati dan mental kita untuk merencanakan dan melanjutkan perjalanan
berikutnya.
Kita manusia
diciptakan segambar dengan Allah, dengan kasiNya Allah menciptakan kita manusia.
Oleh karena itu hidup kita sungguh berharga. Bahkan semestinya jauh lebih
berharga. Hal yang membuat hidup ini berharga adalah Tuhan yang memiliki kita.
Apapun peran
kita saat ini, itulah kehendak Tuhan bagi kita,
perbuatlah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan. Ya, memang adakalanya kita ada di posisi di
bawah, dalam tekanan dalam kebosanan, kejenuhan. Tapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah
sekalipun meninggalkan kita, Tuhan memelihara hidup kita. Kita manusia kadang kurang menyadari hal ini.
Kita merasa harus berjuang sendiri, hingga merasa capek dan bosan. Rasanya
seperti tidak memiliki daya yang kuat untuk melintasi perjalanan hidup
ini.
Oleh karena
itu, ketika kita jenuh tidak bersemangat lagi, bahkan merasa tidak berharga,
ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan bukan oleh diri kita sendiri.
Tuhan tidak meninggalkan kita berjuang sendirian dalam hidup ini. Tuhan punya
cara sendiri untuk menyelamatkan kita. Serahkanlah hidup kita sepenuhnya ke dalam
kuasaNya. Dengan demikian, hidup kita ini tetap berharga di hadapan Tuhan dan
sesama.
Tetap semangat
kawan …!
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar