Selasa, 12 November 2013

Jenuh !


Saudara terkasih...

Pernahkah kita (pribadi lepas pribadi) merasa seolah hidup ini tiada berarti, merasa kosong, hampa dsb.  Kadang kalau kita renungkan, apa arti hidup kita ini sebenarnya?  Kita yang kesehariannya melakukan pekerjaan yang rutin tentu suatu saat mengalami saat2 dimana ada kebosanan, kejenuhan, kegamangan akan apa yang harus kita lakukan?

Seperti pengalaman saya ini;

Suatu saat petang hari selepas pulang kantor, saya bersama teman sekantor kebetulan pulang naik angkot dan turun bareng di suatu pertigaan kota, karena rasa penat dan masih ada waktu untuk sekedar ngobrol, maka saya ajak teman saya ini mampir dan melanjutkan obrolan di suatu tempat makan sekaligus melepas kepenatan.  Sambil minum kecil, kami menikmati hari menjelang rembang petang kota Semarang, berdua ngobrol tentang apa saja yang kami hadapi di hari itu.  Obrolan mengalir begitu saja topiknya, sampai suatu saat teman saya ini cerita tentang pekerjaannya saat ini, dimana ada kejenuhan yang ia rasakan.  Sudah berpuluh2 tahun, tugas yang dikerjakan tidak berubah, dia seorang teknisi yang bertanggung jawab  memastikan atas pemenuhan delivery dan operasional perangkat untuk layanan corporate customer.  Karena tanggung jawabnya itu, dia sering harus keliling Jawa Tengah dan DIY untuk memastikan perangkat cepat terinstal dan berfungsi baik di sisi pelanggan, juga apabila ada gangguan harus cepat diatasinya.   Dia ceritakan ada kebosanan dan rasa capek, rasanya sudah tidak dapat menikmati lagi pekerjaannya itu. Lanjutnya, jika ada penawaran program pensiun dini, mungkin dia akan ambil kesempatan itu.



Teman saya tadi berpendapat bahwa saya lebih beruntung karena pekerjaan saya lebih bervariasi, tidak seperti dia seorang  teknisi yang harus keliling merawat perangkat pelanggan. Capek mas… !



Padahal, mulanya saya pikir menjadi seorang teknisi itu lebih menyenangkan hanya berhadapan dengan perangkat dan bagaimana caranya agar berfungsi dg baik, toh masih ada unit2 support yang selalu mendukungnya, menjadi teknisi spt dia bisa jalan2 keliling dari kota ke kota dimana lokasi pelanggan berada, tidak memikirkan segala keruwetan seperti yang saya hadapi dalam pekerjaan saya.  Rupanya kita sama2 jenuh, batin saya. Istilah “sawang sinawang” ternyata ada benarnya juga ya…  tergantung dari mana kita memandang suatu hal itu menjadi beban atau berkah bagi kita?  

Setelah gelap malam menyapu langit penuh, akhirnya saya dan teman saya karena merasa sudah cukup waktu ngobrolnya kami berpisah untuk melanjutkan hidup  esok hari lagi.

Saudara terkasih,
Inilah perlunya retreat, jika kita bisa merenungkan lebih dalam kita bisa melihat kembali kepada hal semula serta sebenarnya apa tujuan kita dilahirkan menjadi manusia spt saat ini.   Kita perlu istirahat sejenak untuk memulihkan kekuatan kita dengan mengisi kembali dengan amunisi rohani, kita perlu membersihkan diri, mengobati yang luka dan meninjau kembali apakah jalan kita tidak salah arah, mengambil hikmah dari kesalahan, kekurangan yang terjadi atau keberhasilan yang terjadi. Yang akhirnya bisa memantapkan hati dan mental kita untuk merencanakan dan melanjutkan perjalanan berikutnya. 

Kita manusia diciptakan segambar dengan Allah, dengan kasiNya Allah menciptakan kita manusia. Oleh karena itu hidup kita sungguh berharga. Bahkan semestinya jauh lebih berharga. Hal yang membuat hidup ini berharga adalah Tuhan yang memiliki kita.

Apapun peran kita saat ini, itulah kehendak Tuhan bagi kita, perbuatlah hal yang terbaik yang bisa kita lakukan.  Ya, memang adakalanya kita ada di posisi di bawah, dalam tekanan dalam kebosanan, kejenuhan.  Tapi ingatlah bahwa Tuhan tidak pernah sekalipun meninggalkan kita, Tuhan memelihara hidup kita.  Kita manusia kadang kurang menyadari hal ini. Kita merasa harus berjuang sendiri, hingga merasa capek dan bosan.  Rasanya seperti tidak memiliki daya yang kuat untuk melintasi perjalanan hidup ini.

Oleh karena itu, ketika kita jenuh tidak bersemangat lagi, bahkan merasa tidak berharga, ingatlah bahwa nilai kita ditentukan oleh Tuhan bukan oleh diri kita sendiri. Tuhan tidak meninggalkan kita berjuang sendirian dalam hidup ini. Tuhan punya cara sendiri untuk menyelamatkan kita.  Serahkanlah hidup kita sepenuhnya ke dalam kuasaNya. Dengan demikian, hidup kita ini tetap berharga di hadapan Tuhan dan sesama.

Tetap semangat kawan …!
"Life is never flat"  

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar