Kamis, 01 Agustus 2013

Lambat untuk marah


Saudara terkasih,

Seandainya kita adalah seorang pekerja kantoran. Kebetulan di lingkungan kantor kita ada kawan yang mendapat penghargaan promosi (kenaikan pangkat dan jabatan), padahal kita tahu bahwa kawan tadi sebenarnya belum layak untuk mendapat penghargaan seperti itu. Ya..mungkin kita melihatnya dari sisi performansi, persyaratan administrasi, dan yang utama adalah perilaku keseharian si pegawai ybs yang menurut kita memang sama sekali tidak memenuhi persyaratan.... tetapi hal itu terjadi. So, bagaimana kita menyikapinya?


Peristiwa ini persis terjadi di unit kerja kawan saya, diceritakan tentang kondisi yang tidak lagi kondusif di lingkungan kerjanya terutama menyangkut kepada pegawai yang mendapat promosi tadi. Yang pada akhirnya membuat si pegawai tadi menjadi tidak betah, menjadikan ia pengin segera dimutasi keluar dari unit tsb, karena sering menjadi bahan pembicaraan. Ada banyak pendapat, persepsi yang kurang baik terhadapnya.

Saudara,
Sebagai anak-anak Tuhan dihadapkan pada peristiwa spt itu kita perlu bersikap arif, tidak perlu iri lalu emosi, marah apalagi menghakimi kepada kawan tadi.  Dunia memang kadang tidak adil. Mungkin kita bisa mengingatkan dengan bertanya kepada atasan atau unit terkait dengan kejadian ini bagaimana mekanisme dan prosedurnya. Tetapi ya... sebatas itu saja, karena kewenangan ada di pejabat terkait diatas kita. Yang penting bagaimana menjaga agar suasana tetap kondusif, tidak membuat orang lain tersinggung.

Ingat! kita tidak hidup sendirian, setiap saat kita berhadapan dengan begitu banyak orang dengan tingkah, polah dan gayanya sendiri-sendiri. Gesekan bisa terjadi kapan saja dan perselisihanpun bisa timbul. Menahan diri itu perlu dan tidak terbujuk atau terpengaruh oleh emosi sesaat yang pada akhirnya nanti kita sesali juga. Hubungan pertemanan sepertinya jauh lebih penting kita jaga dari pada membicarakan hal yang kurang baik terhadapnya. Tidak ada tempat bagi kebencian apalagi dendam dalam Kekristenan. Kita selalu diminta untuk mengasihi, mengadopsi dan menerapkan bagaimana kasih Tuhan yang tanpa batas itu dalam kehidupan kita sehari-hari.

Firman Tuhan dalam kitab Yakobus 1:19 menyatakan ;

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah"

Selamat merenungkan firman ini, semoga kita dikuatkan untuk melakukannya dalam kehidupan kita. Semoga kita juga dapat bersikap adil kepada siapapun dalam situasi apapun tanpa membuat orang lain terbebani. Jangan marah ya... Amin.

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar