Selasa, 02 Juli 2013

Bukan karena kuatku


Syalom Saudara...
Pernahkah kita berpikir tentang keberadaan kita saat ini? Mungkin saat ini kita menjadi seorang pejabat, atasan, pegawai biasa, atau hanya pekerja paruh waktu, atau apapun kita saat ini? Sampai kepada keberadaan kita saat ini tentu ada prosesnya, ada jalan yang mungkin tidak mudah untuk dilalui. Kita bisa ingat2 (flashback) bagaimana dulu ketika ingin mewujudkan impian kita. Ketika kita mencari kerja misalnya, tentu ada banyak pengalaman menarik yang bisa kita ceritakan.

Ada kawan sharing pengalamannya ketika tes masuk mencari kerja waktu dulu. Bagaimana perjuangannya hingga harus tidur di Masjid Baiturahman Simpang Lima Semarang karena tesnya di sana sementara ia dari luar kota. Karena uangnya pas2an, ia harus berhemat, makan seadanya, demikian juga utk pulang balik ke kotanya dengan numpang bus antar kota sambil sepanjang jalan menyanyikan lagu2 rohani sampai akhirnya ditolong oleh crew bus tsb. dengan hanya membayar ongkos sepunyanya saja (karena uangnya sudah tidak cukup lagi utk membayar sesuai tarif bus tsb). Singkat cerita melalui tes2 berikutnya, sampai akhirnya ia diterima dan mendapat pekerjaan di salah satu BUMN sampai sekarang.

Biasanya, orang kalau ditanya tentang keberhasilannya pasti ia akan antusias untuk menceritakannya. Oleh karenanya saya coba tanya kepada kawan ini; "Pak, apakah bapak merasakan bahwa perjuangan dulu itu karena kepandaian dan optimisme bapak?" "Ooo tidak!, saya tidak lupa menyerahkan upaya ini kepadaNya dalam doa, lha wong otak saya ini juga pas2an seperti uang saku saya tadi" jawabnya lucu.

Sambil terus bercerita; "Ya dengan keterbatasan saya apalagi pesertanya sangat banyak dan yang diterima sedikit menjadikan peluang utk diterima juga kecil, namun saya tetap berusaha dan perlu punya rasa optimisme!. Saya bersyukur bisa diterima dan bekerja di BUMN ini hingga saat ini" lanjutnya. “Syukur yang bagaimana pak?” Saya coba kejar lagi. Dan seterusnya, pembicaraan semakin asyik...

Saudara,
Kita pribadi tentu punya pengalaman yang menarik atau berkesan dalam hidup, entah itu saat mendapat kemalangan/ cobaan ataupun sebaliknya saat menerima berkat keberhasilan seperti yang diceritakan kawan saya tadi. Namun bagaimana cara kita memaknainya, inilah sebenarnya yang menjadi pokok dari perenungan ini. Tiap kita manusia berbeda dalam memaknai sesuatu yang terjadi pada diri kita, "kesuksesan" misalnya, ada yang mungkin biasa saja menerimanya seolah tanpa arti lebih, ada yang suka cita tapi hanya sebatas itu, namun ada yang penuh ucap syukur dengan menyatakan ucap syukur itu kepada "Sang Pemberi" berkat, dsb. Terlepas dari itu, kita perlu meyakini bahwa semua itu bukan karena kehebatan atau kekuatan kita. Kita manusia pasti punya keterbatasan, tetapi Allah memberi dan menyertai kita, Ia turut bekerja dalam usaha kita. Allah merencanakan sesuatu yang baik bagi kita yang mengasihiNya..

Seperti yang dinyatakan dalam kitab Roma 8 : 28 " Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah"

Ayat ini mengajarkan kita bahwa bagaimana cara kerja Allah? Dalam segala situasi Allah tidak pernah lepas tangan, sebab Dia dapat mengkondisikan segala sesuatu dalam rangka memberikan hal-hal yang baik kepada kita. Mungkin melalui jalan yang terjal terlebih dahulu, baru akhirnya beroleh keberhasilan. Kita sering tidak tahu rencana Allah, karena kita jarang berkomunikasi denganNya. Oleh karena itu selalu dekatlah denganNya. Banyak cara mendekat denganNya, dengan doa, bersekutu denganNya bersama umat yang lain, melakukan kehendakNYa dalam hidup kita, melayani orang lain dlsb.

Utk lebih dalam dalam merenungkan firman Tuhan ini, coba kita menyanyikan lirik lagu berikut:

Bukan dengan kekuatanku
Ku dapat jalani hidupku
Tanpa Tuhan yang di sampingku
Ku tak mampu sendiri
Engkaulah kuatku...
Yang menopangku

Reff:
Ku pandang wajahMu dan berseru
Pertolonganku datang dariMu
Peganglah tanganku jangan lepaskan
Kaulah harapan dalam hidupku

"Kaulah Harapan" by Sari Somorangkir- Youtube

Saudara,
Dengan keberadaan kita saat ini, terbukti bahwa Allah sangat mengasihi kita. Oleh karena itu sudah sepantasnya jika kita selalu mengucap syukur kepadaNya dalam kehidupan kita hari lepas hari. Nah, pertanyaannya; sejauh mana ucap syukur itu kita nyatakan kepada Allah? kita sendiri yang dapat menjawabnya. Amin.

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar