Syalom
Saudara...
Pernahkah
kita berpikir tentang keberadaan kita saat ini? Mungkin saat ini kita
menjadi seorang pejabat, atasan, pegawai biasa, atau hanya pekerja
paruh waktu, atau apapun kita saat ini? Sampai kepada keberadaan
kita saat ini tentu ada prosesnya, ada jalan yang mungkin tidak mudah
untuk dilalui. Kita bisa ingat2 (flashback) bagaimana dulu ketika
ingin mewujudkan impian kita. Ketika kita mencari kerja misalnya,
tentu ada banyak pengalaman menarik yang bisa kita ceritakan.
Ada
kawan sharing pengalamannya ketika tes masuk mencari kerja waktu
dulu. Bagaimana perjuangannya hingga harus tidur di Masjid
Baiturahman Simpang Lima Semarang karena tesnya di sana sementara ia
dari luar kota. Karena uangnya pas2an, ia harus berhemat, makan
seadanya, demikian juga utk pulang balik ke kotanya dengan numpang
bus antar kota sambil sepanjang jalan menyanyikan lagu2 rohani sampai
akhirnya ditolong oleh crew bus tsb. dengan hanya membayar ongkos
sepunyanya saja (karena uangnya sudah tidak cukup lagi utk membayar
sesuai tarif bus tsb). Singkat cerita melalui tes2 berikutnya, sampai
akhirnya ia diterima dan mendapat pekerjaan di salah satu BUMN sampai
sekarang.
Biasanya,
orang kalau ditanya tentang keberhasilannya pasti ia akan antusias
untuk menceritakannya. Oleh karenanya saya coba tanya kepada kawan
ini; "Pak, apakah bapak merasakan bahwa perjuangan dulu itu
karena kepandaian dan optimisme bapak?" "Ooo tidak!, saya
tidak lupa menyerahkan upaya ini kepadaNya dalam doa, lha wong otak
saya ini juga pas2an seperti uang saku saya tadi" jawabnya lucu.
Sambil
terus bercerita; "Ya dengan keterbatasan saya apalagi pesertanya
sangat banyak dan yang diterima sedikit menjadikan peluang utk
diterima juga kecil, namun saya tetap berusaha dan perlu punya rasa
optimisme!. Saya bersyukur bisa diterima dan bekerja di BUMN ini
hingga saat ini" lanjutnya. “Syukur yang bagaimana pak?”
Saya coba kejar lagi. Dan seterusnya, pembicaraan semakin asyik...
Saudara,
Kita
pribadi tentu punya pengalaman yang menarik atau berkesan dalam
hidup, entah itu saat mendapat kemalangan/ cobaan ataupun sebaliknya
saat menerima berkat keberhasilan seperti yang diceritakan kawan saya
tadi. Namun bagaimana cara kita memaknainya, inilah sebenarnya yang
menjadi pokok dari perenungan ini. Tiap kita manusia berbeda dalam
memaknai sesuatu yang terjadi pada diri kita, "kesuksesan"
misalnya, ada yang mungkin biasa saja menerimanya seolah tanpa arti
lebih, ada yang suka cita tapi hanya sebatas itu, namun ada yang
penuh ucap syukur dengan menyatakan ucap syukur itu kepada "Sang
Pemberi" berkat, dsb. Terlepas dari itu, kita perlu meyakini
bahwa semua itu bukan karena kehebatan atau kekuatan kita. Kita
manusia pasti punya keterbatasan, tetapi Allah memberi dan menyertai
kita, Ia turut bekerja dalam usaha kita. Allah merencanakan sesuatu
yang baik bagi kita yang mengasihiNya..
Seperti
yang dinyatakan dalam kitab Roma 8 : 28 "
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk
mendatangkan
kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah"
Ayat
ini mengajarkan kita bahwa bagaimana cara kerja Allah? Dalam segala
situasi Allah tidak pernah lepas tangan, sebab Dia dapat
mengkondisikan segala sesuatu dalam rangka memberikan hal-hal yang
baik kepada kita. Mungkin melalui jalan yang terjal terlebih dahulu,
baru akhirnya beroleh keberhasilan. Kita sering tidak tahu rencana
Allah, karena kita jarang berkomunikasi denganNya. Oleh karena itu
selalu dekatlah denganNya. Banyak cara mendekat denganNya, dengan
doa, bersekutu denganNya bersama umat yang lain, melakukan
kehendakNYa dalam hidup kita, melayani orang lain dlsb.
Utk
lebih dalam dalam merenungkan firman Tuhan ini, coba kita menyanyikan
lirik
lagu berikut:
Bukan
dengan kekuatanku
Ku dapat jalani hidupku
Tanpa Tuhan yang di sampingku
Ku tak mampu sendiri
Engkaulah kuatku...
Yang menopangku
Ku dapat jalani hidupku
Tanpa Tuhan yang di sampingku
Ku tak mampu sendiri
Engkaulah kuatku...
Yang menopangku
Reff:
Ku pandang wajahMu dan berseru
Pertolonganku datang dariMu
Peganglah tanganku jangan lepaskan
Kaulah harapan dalam hidupku
Ku pandang wajahMu dan berseru
Pertolonganku datang dariMu
Peganglah tanganku jangan lepaskan
Kaulah harapan dalam hidupku
"Kaulah
Harapan" by Sari Somorangkir- Youtube
Saudara,
Dengan
keberadaan kita saat ini, terbukti bahwa Allah sangat mengasihi kita.
Oleh karena itu sudah sepantasnya jika kita selalu mengucap syukur
kepadaNya dalam kehidupan kita hari lepas hari. Nah, pertanyaannya;
sejauh mana ucap syukur itu kita nyatakan kepada Allah? kita sendiri
yang dapat menjawabnya.
Amin.
Tuhan
memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar