Syalom Saudara...
Judul renungan ini mungkin sudah sering kita dengar dari berbagai khotbah,
seminar atau dari buku2 rohani, atau tulisan
di banyak media yang kita baca.
Tapi ndak papa ya, coba mari kita renungkan renungkan
kembali mungkin dari sudut pandang yang lain. Semoga dengan
merenungkannya lagi dapat menambah spirit bagi iman kita. Kita ingat "menjadi terang" adalah perintah Tuhan kepada kita.
Seperti
dinyatakan dalam Matius 5:16; "Demkianlah hendaknya terangmu
bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di Sorga."
Sebagai orang percaya,
kehidupan kita hendaknya menjadi seperti pelita/
lampu yang menyala yang memberi penerangan kepada lingkungan sekitarnya.
Sehingga segala sesuatunya menjadi jelas, bisa membedakan mana
yang benar dan mana yang salah. Kehidupan kita
seharusnya menjadi alat kesaksian yg hidup, menjadi contoh bagi
semua orang dan bisa menjadi saluran berkat kepada orang lain. Sehingga ada banyak orang yang akan dituntun untuk percaya
kepada kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan dan satu2nya jalan
keselamatan bagi umat manusia.
Namun demikian, dalam proses menjadi "terang" itu, kita perlu pandai dan bijak, perlu mengetahui saat mana serta kondisi bagaimana yang sekiranya pas dengan situasi lingkungan kita. Sehingga keterlibatan kita bisa mengena bagi orang lain tanpa menyinggungnya atau bahkan menambah bebannya.
Seperti syair "Jadilah Terang" berikut ini;
"Jadilah terang jangan di tempat yang terang
Jadilah terang di tempat yang gelap"
Memberikan terang kepada yang sudah terang sepertinya tidak ada artinya. Di kota saya ada salah satu komunitas gereja yang jumlah jemaatnya lebih dari puluhan ribu orang. Saya pernah mengikuti ibadah di gereja itu, memang sungguh gegap gempita acara ibadahnya dan luar biasa jumlah jemaat yang hadir yg mengikuti ibadah saat itu, rasanya senang ada banyak saudara di sana. Namun yang agak kurang pas bagi saya adalah rupanya ada sebagian jemaat gereja itu merupakan anggota/ warga gereja2 sekitarnya yg melakukan atestasi/mutasi ke gereja tsb.
Ya... memang selera setiap warga untuk beribadah dimanapun itu adalah hak pribadi. Namun... menurut saya, ini seperti mengail ikan di dalam kolam ikan dan bukan di sungai, tentulah dapat banyak.(maaf pendapat pribadi). Seharusnya menjadi terang dan menerangi itu ditujukan kepada orang2 yang masih dalam kegelapan, jiwa2 yang betul2 belum mengenal Kristus secara lebih dalam.
"Jadilah jawaban jangan hanya kau diam
Jadilah jawaban di luar rumahmu
Jadilah jawaban jangan hanya ucapan
Jadilah jawaban jangan tambahkan beban
Jadilah harapan jangan hanya berharap"
Hendaklah kita umat pilihanNya menjadi jawaban dan harapan bagi setiap persoalan dan masalah2 yg terjadi di lingkungan kita, paling tidak kita bisa memberikan jalan pemecahannya syukur2 dapat meringankan beban mereka, dan itu perlu dinyatakan tidak cukup hanya kata2 saja tanpa terlibat dan berbuat untuk memperbikinya. Kasih akan menjadi berkat jika dinyatakan kepada sesama, tidak cukup hanya emphaty saja.
Suatu cerita menarik utk menggambarkan hal ini;
Ada seorang pengusaha yang kaya raya,
Ia sudah tua dan ingin. Dia memanggil ketiga putranya
dan berkata: Saya tidak akan membagi perusahaan saya dan memberikannya kepada kalian ber- tiga. Hal yang ingin kuketahui adalah; diantara kalian bertiga siapakah
usahawan yang paling baik? Karena itu, saya akan menguji kalian bertiga "Siapa yang akan memenangkan ujian ini akan mem- peroleh seluruh perusahaan saya." Maka pengusaha tua tersebut memberikan
ketiga putranya uang masing2 Rp. 22.500,-Ketiganya harus menggunakan
uang tersebut untuk membeli sesuatu yg bisa memenuhi sebuah ruangan kosong. Anak yang berhasil memenuhi ruangan itu akan menang.
Anak pertama segera pergi dan membeli sebatang pohon rindnag. Dia memotong@ pohon itu dan diseretnya ke dalam ruangan. Potongan2 pohon itu hanya memenuhi setengah ruangan.
Anak kedua juga pergi dan membeli rumput alang2 yang dipotong oleh para
petani dari sawah mereka. Para Petani itu membawa masuk rumput tsb. ke dalam ruangan dan ternyata hanya memenuhi sebagian besar dari ruangan tsb.
Anak ketiga rupanya paling cerdik. Dia pergi ke sebuah kios dan membeli lilin seharga Rp. 500,. Pada malam harinya, dia memanggil ayahnya untuk masuk ke dalam ruangan kosong itu. Setelah semenit, ia menoleh kepada ayahnya dan berkata; "Ayah,apakah ada satu bagianpun dari ruangan ini yang tidak terisi oleh cahaya lilin kecl ini?” Anak ini yg akhirnya mendapatkan perusahaan ayahnya.
Saudara terkasih,
Banyak hal yang masih bisa
kita perbuat untuk orang lain, sekecil
apapun itu. Semoga kita dimampukan untuk menjadi terang yang sesungguhnya bagi lingkungan sekitar kita. Kita bisa seperti anak yang cerdik tadi, dengan menjadi terang yang bisa
menerangi sekeliling kita dan mendapat warisan Kerajaan Sorgawi dari Bapa kita. Amin.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar