Jumat, 21 Juni 2013

Jadilah Terang



Syalom Saudara...
Judul renungan ini mungkin sudah sering kita dengar dari berbagai khotbah, seminar atau dari buku2 rohani, atau tulisan di banyak media yang kita baca.  Tapi ndak papa ya, coba mari kita renungkan renungkan kembali mungkin dari sudut pandang yang lain. Semoga dengan merenungkannya lagi dapat menambah spirit bagi iman kita.  Kita ingat "menjadi terang" adalah perintah Tuhan kepada kita.

Seperti dinyatakan dalam Matius 5:16;  "Demkianlah  hendaknya  terangmu  bercahaya  di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu di Sorga."

Sebagai orang percaya,  kehidupan  kita  hendaknya  menjadi  seperti pelita/ lampu yang menyala yang memberi penerangan kepada lingkungan sekitarnya. Sehingga segala sesuatunya menjadi jelas, bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Kehidupan kita seharusnya menjadi alat kesaksian yg hidup, menjadi contoh bagi  semua  orang dan bisa menjadi saluran berkat kepada orang lain. Sehingga ada banyak orang yang akan dituntun untuk percaya kepada kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan dan satu2nya jalan keselamatan bagi umat manusia.



Namun demikian, dalam proses menjadi "terang" itu, kita perlu pandai  dan  bijak, perlu mengetahui saat mana serta kondisi bagaimana yang sekiranya pas dengan situasi lingkungan kita. Sehingga keterlibatan kita bisa mengena bagi orang lain tanpa menyinggungnya atau bahkan menambah bebannya. 

Seperti syair "Jadilah Terang"  berikut ini;

"Jadilah terang jangan di tempat yang terang
Jadilah terang di tempat yang gelap"


Memberikan terang kepada yang sudah terang sepertinya tidak ada artinya. Di kota saya  ada  salah  satu  komunitas gereja  yang jumlah jemaatnya  lebih  dari  puluhan  ribu  orang.  Saya pernah mengikuti ibadah  di gereja itu,  memang  sungguh gegap gempita acara ibadahnya dan luar biasa jumlah jemaat yang hadir yg mengikuti ibadah saat itu,  rasanya senang ada  banyak saudara di sana.  Namun yang agak kurang pas bagi saya adalah rupanya ada sebagian jemaat gereja itu merupakan anggota/ warga gereja2 sekitarnya yg melakukan atestasi/mutasi ke gereja tsb.
Ya... memang selera setiap warga untuk beribadah dimanapun itu adalah hak  pribadi. Namun... menurut saya, ini seperti mengail ikan di dalam kolam ikan dan bukan di sungai, tentulah dapat banyak.(maaf pendapat pribadi). Seharusnya menjadi terang dan menerangi itu ditujukan kepada orang2 yang masih dalam  kegelapan, jiwa2 yang betul2 belum mengenal Kristus secara lebih dalam.

"Jadilah jawaban jangan hanya kau diam
Jadilah jawaban di luar rumahmu

Jadilah jawaban jangan hanya ucapan
Jadilah jawaban jangan tambahkan beban

Jadilah harapan jangan hanya berharap"

Hendaklah  kita  umat  pilihanNya  menjadi  jawaban  dan  harapan bagi  setiap persoalan dan masalah2 yg terjadi di lingkungan kita, paling tidak kita bisa memberikan jalan pemecahannya syukur2 dapat meringankan beban mereka, dan itu perlu dinyatakan tidak cukup hanya kata2 saja tanpa terlibat dan berbuat untuk memperbikinya. Kasih akan menjadi berkat jika dinyatakan kepada sesama, tidak cukup hanya emphaty saja. 

 
Suatu cerita menarik utk menggambarkan hal ini;  
Ada seorang  pengusaha yang kaya raya, Ia sudah tua dan ingin. Dia memanggil ketiga putranya  dan  berkata: Saya tidak akan membagi perusahaan saya dan memberikannya  kepada  kalian ber- tiga. Hal yang ingin kuketahui adalah; diantara kalian bertiga siapakah usahawan yang paling baik? Karena itu,  saya akan menguji kalian bertiga "Siapa yang akan memenangkan ujian ini akan mem- peroleh seluruh perusahaan saya." Maka pengusaha tua tersebut memberikan ketiga putranya uang masing2 Rp. 22.500,-Ketiganya  harus menggunakan uang  tersebut untuk membeli sesuatu yg bisa memenuhi sebuah ruangan kosong. Anak yang berhasil memenuhi ruangan itu akan menang.

Anak pertama segera pergi dan membeli sebatang pohon rindnag. Dia memotong@ pohon itu dan diseretnya ke dalam ruangan.  Potongan2 pohon itu hanya memenuhi setengah ruangan.

Anak kedua juga pergi dan membeli rumput alang2 yang dipotong oleh para 
petani dari sawah  mereka.  Para Petani itu  membawa masuk  rumput tsb.  ke dalam ruangan  dan  ternyata hanya memenuhi sebagian besar dari ruangan tsb. 

Anak ketiga rupanya paling cerdik.  Dia pergi ke sebuah  kios dan membeli lilin seharga Rp. 500,. Pada malam harinya, dia memanggil ayahnya untuk masuk ke dalam ruangan kosong itu. Setelah semenit,  ia menoleh kepada  ayahnya dan berkata; "Ayah,apakah ada satu bagianpun dari ruangan ini yang tidak terisi oleh cahaya lilin kecl ini?”  Anak ini yg akhirnya mendapatkan perusahaan ayahnya.

Saudara terkasih, 
Banyak  hal  yang masih bisa  kita perbuat  untuk  orang  lain,  sekecil  apapun  itu.  Semoga kita  dimampukan untuk menjadi terang yang sesungguhnya bagi lingkungan sekitar kita.  Kita bisa  seperti anak  yang  cerdik  tadi, dengan menjadi terang yang bisa  menerangi sekeliling kita dan  mendapat warisan Kerajaan Sorgawi dari  Bapa kita.    Amin.

Tuhan memberkati.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar