Apakah hidup
kita bermakna, berkualitas ?
Suatu waktu yang agak
lowong ditengah-tengah kesibukan bekerja, di ruangan kerja sedang sepi, saat itu
sempat sekilas saya merenung; hidupku,
ini sebenarnya apa artinya? Setiap
hari kuulangi kegiatan yang sama dengan kamarin (bangun pagi, mandi, persiapan
kerja, berangkat ke tempat kerja, bekerja, sorenya pulang, tidur, besok
diulangi, besoknya diulangi lagi teruus begitu… Rutin, itu-itu saja yang
dikerjakan, rasanya bosan, hambar/datar
seolah tak berarti. Apakah seperti ini
hidup yg harus kujalani?
Saudara terkasih, seperti apakah
hidup kita ini, bermaknakah? Ataukah
kita hidup di dunia ini hanya sekedar
menjalankan tugas/ pekerjaan sesuai peran kita masing-masing? Itu saja!?
Mari, kita selidiki kehidupan kita, flashback :
Pernahkah kita menolak suatu kesempatan; misal, kita ditunjuk menjadi
bagian dari Tim Kerja suatu project sosial di kantor, apa respon kita; wah aku tak biasa, aku bisa
apa?, wah nanti mengganggu pekerjaanku?, tak ada waktu lagi!, orang lain saja!,
dsb.... menolak dg berbagai alasan.
Pernahkah kita berpikir; kenapa aku bekerja rajin/ displin, berprestasi,
sementara orang lain santai, datang di kantor cuma ngobrol, buka laptop cuma
baca berita, main game, tapi toh gaji
yang diperoleh sama, bahkan merekalah yang sering ngabisin dana kantor? ...
adilkah ini?
Ketika kita
dihadapkan kepada suatu peristiwa, misalnya begini; terjadi
kecelakaan lalu lintas di depan kita akibatnya ada orang yang terluka dan perlu
segera ditolong, bagaimana sikap kita, apa yg kita perbuat ; Langsung menolongnya (tanpa babibu), atau
berpikir dulu baru menolong (dengan mempertimbangkan berbagai resiko),
ataukah lewat
saja (seolah tdk terjadi apa-apa), atau malah nyukurke (sokur
yak-yakan!)...?
Respons kita
terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan kita sangat menentukan kualitas hidup
kita sendiri. Sikap, cara berpikir,
tindakan kita yg demikian
ini bisa menjadi indikator kualitas hidup rohani kita. Bagi orang
yang hidupnya tidak berkualitas, dalam pikirannya hanyalah hal-hal negatif dan
sudah pasti nantinya ia selalu kalah dalam setiap pergumulan hidupnya.
Kehidupan anak-anak Tuhan sudah seharusnya berbeda dari kehidupan orang
lain pada umumnya. Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang-orang yang
biasa-biasa saja.
Pribadi yang berkualitas tidak ditentukan oleh kepinteran atau penampilan
secara fisik seseorang. Orang pinter
belum tentu berkualitas hidupnya, banyak orang pinter jika diberi suatu
kesempatan apa lagi pekerjaan sosial/ non profit, dia masih berpikir apa
untungnya bagi saya, apa kompensasi untuk saya?, bahkan kadang kepinterannya
digunakan untuk merampas hak orang lain.
Sementara orang yang kelihatan low profil/ sederhana justru mempunyai
kualitas hidup di atas rata-rata orang.
Saya punya
rekan kantor, kelihatan dari penampilan, cara berpakaian, cara bicaranya berbeda
dg karyawan lain pada umumnya, ”metrosexual style” mungkin istilah sekarang. Sebagian karyawan berpendapat ”Dia
itu salah jurusan, seharusnya tidak di Telkom kerjanya”, banyak orang pada
mulanya reject terhadap dia, krn belum kenal betul siapa dia. Tapi dibalik semua itu, dia sangat peduli
dengan lingkungan sekitar yang membutuhkan uluran bantuan, di sela kehidupannya
dia sempatkan untuk mengunjungi orang-orang yang berbeban berat (orang sakit,
cacat, kena bencana, jompo, orang pinggiran, tersisihkan, orang marginal, dll.)
dan membantunya, menghiburnya, berdoa bersama-sama dgn mereka. Dia potret
lingkungan dan kehidupan orang-orang seperti itu, dengan menggunakan talenta yg
Tuhan berikan, dia menulis, dan mencetak buku (sampai sekarang mungkin sudah
ribuan buku dicetaknya), fee hasil penjualan buku dia salurkan untuk orang-orang
yang layak sangat membutuhkan uluran bantuannya, tanpa sepeserpun dia ambil
untuk dirinya sendiri. Dia punya hati mulia, dia menjadikan hidupnya lebih
bermakna.
Kita, pribadi lepas pribadi sebenarnya punya kesempatan, punya talenta
untuk dikembangkan menjadi pribadi yang bermakna, berkualitas... tinggal kita,
punya niat untuk mengembangkan atau tidak!?.
Saudara terkasih, agar lebih pas, mari kita belajar dari firman Tuhan,
Alkitab memberi nasehat bagaimana kita bisa menjalani hidup dengan
berkualitas.
Efesus 5:15-16
“Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah
waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah
jahat.”
Kita
diingatkan agar menggunakan waktu sebaik mungkin. Bijak mempergunakan waktu.
Setiap manusia diberi
waktu yang sama untuk dipergunakan. Waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali
lagi. Apa yang kita lakukan sekarang akan kita tuai di masa mendatang. Memang,
dengan pengertian yang terbatas, kita tidak mampu mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan. (kemarin history
dan esok mistery), Namun satu hal
yang dapat kita yakini adalah bahwa Allah berdaulat penuh atas kehidupan kita.
Allah turut bekerja dalam kehidupan kita.
Rahasia
kehidupan manusia sepenuhnya ada di tangan-Nya.
Tugas dan tanggung jawab kita sebenarnya utk mengisi hidup ini setiap
saat sebaik mungkin. Sebaliknya, jika kita tidak segera menata waktu dan
menggunakan dengan maksimal mulai sekarang, bisa menyesal di kemudian hari.
Filipi
4:8
”Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yag benar, semua yang mulia, semua
yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua
yang disebut kebajikan, dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya
itu”
Kita diajak untuk berpikir positif,
pikiran yang terarah pada hal-hal yang positif dan membangun. Hal ini akan berdampak positif terhadap hidup
kita. Dan dengan demikian, kita juga bisa menjadikan hidup kita senantiasa
berguna bagi diri kita sendiri, bagi orang lain dan bagi Tuhan.
Roma 8:28, dinyatakan bahwa ”Allah
turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang
terpanggil sesuai dengan rencana Allah”
Ayat ini bisa
menjawab perenungan saya diatas Hidup yang kujalani ini, apakah
artinya? Apapun peran
kita, apapun keadaan kita saat ini... bahkan ketika kita berbeban berat, Allah
turut bekerja atas kita semua. Inilah
yang seharusnya kita ketahui dan
yakini, hendaknya kita percaya bahwa
Allah punya rancangan bagi kita, dan suatu saat nanti pasti mendatangkan
kebaikan bagi kita.
Sejatinya, hidup berkualitas adalah pendekatan kepada konsep hidup yang
bermartabat, yakni hidup yang dijalani dengan semangat penguasaan diri/
terkendali dan pola pikir dewasa: yang menaruh hormat, pertama kali kepada diri
sendiri dan selanjutnya kepada sesama.
Melakukan
perbuatan yang menjadikan sosok diri yang bernilai, memiliki arti, bermanfaat,
bukan sekedar bagi dirinya, namun kepada orang lain, tanpa secuil pun dalam
proses dan tujuannya merenggut hak pihak lain. Seberapa
besar kualitas yang kita inginkan, sebesar itu pula harga yang harus kita
bayar.
Mari kita menjadi pribadi yang berkualitas, dalam hidup keseharian kita.
Kita semestinya tdk hanya hidup biasa-biasa saja, tapi hidup yang lebih dan
bermakna, bukan hanya pada diri sendiri tapi juga bermakna bagi orang lain,
lingkungan kita, kita bisa melayani punya semangat untuk memberi spirit of giving. Tuhan pasti akan tersenyum jika kita mulai
berpikir kemudian melakukan itu. Tunjukkan bahwa kita telah selangkah maju
menunjukkan apa itu hidup yg berkualitas. Saudara dan saya tentu mengambil suatu
pengorbanan utk itu, tapi yakinlah suatu saat nanti pasti akan mendatangkan
kebaikan bagi kita.
Tuhan memberkati.
Bekerja kadang bisa jadi sangat melelahkan. Temukan cara agar hidup berkualitas di Laruno.com Portal Bisnis dan Karir Indonesia untuk menyeimbangkan hidup Anda.
BalasHapus