Syalom Saudara,
Saudara pernah nonton film spiderman? tentu ingat nasehat Uncle Ben kepada si Peter Parker ponakannya, demikian
katanya; ”
with great power, comes great responsibility” Kalau dalam film tersebut si Peter Parker
mendapat kekuatan besar hingga menjadi Spiderman, maka secara moral ia dituntut
tanggung jawab semakin besar untuk peduli pada lingkungannya.
Dalam kehidupan kita sehari-hari seharusnya juga demikian, ketika kita diberikan berkat oleh Tuhan
maka tanggungjawab kita kepada lingkungan kita juga semakin besar. Berkat itu berupa apapun yang kita miliki
yang orang lain belum tentu memilikinya, mungkin berupa pangkat, jabatan,
kekuasaan, harta, kesehatan, kedamaian, keamanan, kecukupan atau hati
berpelayanan, dsb.
Di lingkungan kantor misalnya, seorang Manager tentu mempunyai
tanggungjawab yang lebih besar dari pada seorang Officer. Demikian juga seorang
General Manager akan semakin besar pula tanggung jawabnya. Namun, kadang kita temui masih ada
orang-orang yang sudah diberkati tapi bukan menjadi berkat bagi lingkungannya,
malah menjadi batu sandungan.
Ada banyak contoh dalam hal ini, seperti misalnya ketika ada Pejabat yang
mau pindah (acara pisah sambut pejabat), kita lihat bagaimana pejabat unit2 lain
berbondong2 memberikan hadiah kenang2an ( pdhl mana ada akun/mtp hadiah
kenang2an utk pejabat? ), sehingga kalau dihitung kolektif menjadi begitu
banyaknya. Coba kalau yang pindah hanya seorang staf, boro2 dpt hadiah, kadang
malah tdk ada ucapan terima kasih, dibiarkan saja tahu2 ia sdh pindah! Sering para pejabat minta dilayani dan
minta ini itu ita,sesuatu yang tdk ada kaitannya dengan pekerjaan dan bukan
haknya, tapi karena berkuasa… ya bawahannya terpaksa memenuhinya. Ketika kita mendapat bonus, insentif atau
tambahan penghasilan lainnya… langsung kita berpikir akan pemenuhan kebutuhan
pribadi, tanpa ingat bahwa semua itu adalah pemberian Tuhan… Tidak ada bagian
utk peduli orang lain!
Nah bagaimana ajaran Tuhan dalam hal ini. Mari kita renungkan firman Tuhan pada kitab
Amsal 11:24-26 “Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah
kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi
kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan
gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual
gandum ”.
Ini jelas sekali… secara harafiahpun seharusnya kita mengerti maksud
firman ini. Tapi mungkin ada pertanyaan, mengapa seorang yang memberi kepada
orang lain kok diberi kelimpahan? Itulah kuasa Tuhan, karena orang tersebut
menjalankan panggilanNya, maka Tuhan menambahkan berkatnya hingga melimpah.
Demikian sebaliknya, orang yang pelit akan selalu kekurangan. Bukankah orang
yang menabur akan semakin diberkati dibandingkan dengan orang yang telah menuai
dan tidak pernah menabur? Sebab bagaimana mungkin dia akan menuai bila tidak
pernah menabur?
Saudara terkasih,
Mari,
kita penuhi hidup kita dengan hal-hal utk peduli dengan lingkungan kita,
melayani, menolong orang lain dengan
apapun berkat yang kita miliki. Kita punya harta atau punya kuasa atau punya
hati utk mengasihi orang lain, mari biarlah berkat yang kita terima kita
salurkan menjadi berkat untuk orang lain sebagai ucapan syukur atas kasih Tuhan
kepada kita semua. Biarlah kita menjadi
orang yang “diberkati utk memberkati”. Kita bisa menjadi bagian pelayanan
bukannya hanya sebagai obyek tapi subyek, tidak hanya mengkritisi saja tanpa
aksi utk memperbaiki, tetapi kita lakukan sepanjang kita mampu
lakukan.
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh
kemurahan.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat
Allah.
amin.
Selamat berkarya, selamat beraktifitas…
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar