Kamis, 12 Juli 2012

Diingatkan untuk Mengingatkan

Kita akan merenungkan hal "saling mengingatkan".
Manusia memang rentan melakukan kesalahan, bisa saja kesalahan itu dilakukan Saudara kita atau bahkan kita sendiri.    
Saudara, apabila kita mengetahui  Saudara kita melakukan sesuatu yang tidak berkenan di hadapan Allah, menjadi domba yang tersesat lepas dari kawanannya, bagaimana sikap kita, apa tindakan kita, dan apa tanggung jawab kita kepada Saudara kita ini?
….diam, menyalahkan diri krn ketidakmampuan diri, kawatir atau malah menyalahkannya lalu menjauhinya !?
Tentu sebagai Saudara,  kita diwajibkan untuk saling mengingatkan, saling menjaga.   Lalu bagaimana caranya kalau Saudara ini sulit untuk diingatkan, bahkan kita juga diliputi kekawatiran/ ketakutan… ngko gek menyinggung perasaannya atau bisa-bisa malah membuat suasana menjadi tidak baik/ tidak kondusif? ….. tidak gampang memang, lalu bagaimana ya?
Mari belajar  dari firman Tuhan, kita buka dan baca kitab Yehezkiel 33:7-11.  Yehezkiel diingatkan   mengenai tugas panggilannya sebagai abdi Allah yang menjaga umatNya.  Bahkan Yehezkiel diingatkan akan pentingnya tugas itu, karena menyangkut kehidupan kekal.  Mengingatkan adalah sebuah upaya menyelamatkan kehidupan umat Allah supaya tidak binasa krn dosanya.  Jika tidak mengingatkan , Allah akan menuntut tanggung jawabnya.
Disini kita disadarkan  bahwa kita juga penjaga akan saudara kita.  Kita memiliki kewajiban untuk mengingatkan Saudara kita agar selalu ada di jalan Tuhan, tentu dalam kapasitas kita sebagai manusia yang tidak sempurna juga.  Mengingatkan,  bukan sebuah sebuah hirarki, bahwa yang mengingatkan lebih tinggi atau lebih baik.  Proses mengingatkan harus dilakukan dalam kesadaran bhw kita sendiri berpotensi melakukan kesalahan yang sama.   Hal ini menjaga supaya kita tidak terjatuh pada penghakiman pada sesama kita, karena pada hakekatnya kita juga sama-sama sebagai manusia berdosa.
Lalu bagaimana caranya?
Kita renungkan lagi firman Tuhan, kita buka Matius 18:15-20, dalam bacaan ini sepertinya ada semacam petunjuk bagaimana kita mengingatkan Saudara kita.  Mengingatkan harus didasarkan pada kasih.   Sebagai usaha pertama, mengingatkan harus dilakukan secara empat mata.  Seandainya belum berhasil, baru melibatkan orang lain. Jika belum berhasil juga maka sampaikanlah pada wakil Jemaat dalam hal ini bisa pengurus Gereja atau Pastur/Romo atau Pendeta.   Disini berperan penting adanya sebuah persekutuan, sehingga tindakan mengingatkan harus dilakukan dalam persekutuian yang indah.
Setelah itu, cobalah kita berdoa  untuk Saudara kita,Supaya Tangan kuat kuasa Tuhan menariknya kembali, menyadarkan kembali, menjadi domba yang berkumpul lagi dengan kawanannya.  Kita minta juga agar diri kita  diberi pengertian,kekuatan dalam  memelihara iman kita….  seperti yang Daud lakukan (Mazmur 119:33-40). Daud yang senantiasa mengharapkan Allah mengajar dan memelihara kehidupan imannya supaya tetap dijalan Allah.
Saudara yang terkasih,
Renungan ini mengingatkan kembali  akan tugas panggilan kita dalam persekutuan bersama, yaitu kita adalah pengingat untuk sesama kita .  Kita memiliki tanggung jawab untuk saling menjaga kehidupan persekutuan kita bersama.  Kita diingatkan cara mengingatkan dengan kasih.  Kita diingatkan untuk selalu sadar akan keberadaan diri kita yang sama-sama memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa, sehingga ketika kita mengingatkan sesama, kita tidak terjatuh dalam penghakiman.  Ketika kita melakukannya karena kasih, kita pun menjaga kesederajatan dalam peresekutuan yang telah lebih dulu menerima pengampunan dan kasih Tuhan . 
Selamat saling menjaga. Tuhan memberkati  kita .
Amin.
 KAMULAH PENJAGA-PENJAGA ISRAEL !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar