Kita
akan merenungkan hal "saling mengingatkan".
Manusia memang rentan melakukan kesalahan, bisa saja kesalahan itu
dilakukan Saudara kita atau bahkan kita sendiri.
Saudara, apabila kita mengetahui Saudara kita melakukan sesuatu yang tidak
berkenan di hadapan Allah, menjadi domba yang tersesat lepas dari kawanannya,
bagaimana sikap kita, apa tindakan kita, dan apa tanggung jawab kita kepada
Saudara kita ini?
….diam, menyalahkan diri krn ketidakmampuan diri, kawatir atau malah menyalahkannya lalu menjauhinya !?
….diam, menyalahkan diri krn ketidakmampuan diri, kawatir atau malah menyalahkannya lalu menjauhinya !?
Tentu
sebagai Saudara, kita diwajibkan untuk
saling mengingatkan, saling menjaga.
Lalu bagaimana caranya kalau Saudara ini sulit untuk diingatkan, bahkan
kita juga diliputi kekawatiran/ ketakutan… ngko gek menyinggung perasaannya atau
bisa-bisa malah membuat suasana menjadi tidak baik/ tidak kondusif? ….. tidak
gampang memang, lalu bagaimana ya?
Mari
belajar dari firman Tuhan, kita buka dan
baca kitab Yehezkiel 33:7-11. Yehezkiel
diingatkan mengenai tugas panggilannya
sebagai abdi Allah yang menjaga umatNya.
Bahkan Yehezkiel diingatkan akan pentingnya tugas itu, karena menyangkut
kehidupan kekal. Mengingatkan adalah
sebuah upaya menyelamatkan kehidupan umat Allah supaya tidak binasa krn
dosanya. Jika tidak mengingatkan , Allah
akan menuntut tanggung jawabnya.
Disini
kita disadarkan bahwa kita juga penjaga
akan saudara kita. Kita memiliki
kewajiban untuk mengingatkan Saudara kita agar selalu ada di jalan Tuhan, tentu
dalam kapasitas kita sebagai manusia yang tidak sempurna juga. Mengingatkan, bukan sebuah sebuah hirarki, bahwa yang
mengingatkan lebih tinggi atau lebih baik.
Proses mengingatkan harus dilakukan dalam kesadaran bhw kita sendiri
berpotensi melakukan kesalahan yang sama.
Hal ini menjaga supaya kita tidak terjatuh pada penghakiman pada sesama
kita, karena pada hakekatnya kita juga sama-sama sebagai manusia
berdosa.
Lalu
bagaimana caranya?
Kita
renungkan lagi firman Tuhan, kita buka Matius 18:15-20, dalam bacaan ini
sepertinya ada semacam petunjuk bagaimana kita mengingatkan Saudara kita. Mengingatkan harus didasarkan pada kasih. Sebagai usaha pertama, mengingatkan harus
dilakukan secara empat mata. Seandainya
belum berhasil, baru melibatkan orang lain. Jika belum berhasil juga maka
sampaikanlah pada wakil Jemaat dalam hal ini bisa pengurus Gereja atau
Pastur/Romo atau Pendeta. Disini
berperan penting adanya sebuah persekutuan, sehingga tindakan mengingatkan harus
dilakukan dalam persekutuian yang indah.
Setelah itu, cobalah kita berdoa
untuk Saudara kita,Supaya Tangan kuat kuasa Tuhan menariknya kembali,
menyadarkan kembali, menjadi domba yang berkumpul lagi dengan kawanannya. Kita minta juga agar diri kita diberi pengertian,kekuatan dalam memelihara iman kita…. seperti yang Daud lakukan (Mazmur 119:33-40).
Daud yang senantiasa mengharapkan Allah mengajar dan memelihara kehidupan
imannya supaya tetap dijalan Allah.
Saudara yang terkasih,
Renungan ini mengingatkan kembali akan tugas panggilan kita dalam persekutuan
bersama, yaitu kita adalah pengingat untuk sesama kita . Kita memiliki tanggung jawab untuk saling
menjaga kehidupan persekutuan kita bersama.
Kita diingatkan cara mengingatkan dengan kasih. Kita diingatkan untuk selalu sadar akan
keberadaan diri kita yang sama-sama memiliki kecenderungan untuk berbuat dosa,
sehingga ketika kita mengingatkan sesama, kita tidak terjatuh dalam
penghakiman. Ketika kita melakukannya
karena kasih, kita pun menjaga kesederajatan dalam peresekutuan yang telah lebih
dulu menerima pengampunan dan kasih Tuhan .
Selamat saling menjaga. Tuhan memberkati kita .
Amin.
KAMULAH PENJAGA-PENJAGA
ISRAEL !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar