Sabtu, 03 September 2016

Siapa kita dimasa tua nanti



Shalom Saudara...
Menjadi tua... itu pasti, namun bagaimana menghadapi dan menjalaninya ...ini yang perlu kita pikirkan dan persiapkan dari sekarang.  Harapannya dalam menjalani masa tua nanti kita bisa hidup tenang, damai dan bahagia.  Jangan sampai dimasa tua kita malah menjadi beban yang merepotkan orang lain.

Bagi kita yang sudah memasuki usia 50 tahun keatas, bisa dikatakan atau istilahnya “sudah berumur”  Ya.. tak terasa sepertinya waktu berjalan begitu cepatnya... tahu2 kita sudah tua, kewut, tuwir.  Bagi yang masih aktif bekerja, tentu tak lama lagi akan memasuki masa pensiun, berhenti dari kegiatan/ aktifitas kerja rutin dan akan memasuki dunia baru.

Dalam menghadapi masa tua ini, tentu kita tidak tinggal diam saja, paling tidak sudah berpikir, berangan2 tentang apa yang hendak kita lakukan nantinya.  Mungkin diantara kita sudah ada merintis bisnis/usaha yang baru yang akan menjadi kegiatan kita setelah pensiun nanti.  Atau mungkin punya niatan untuk balik ke kampung halaman ..menjalani masa2 tua bersama saudara2 kita di sana, suasana adem ayem lerem nyaman untuk menjalani masa tua kita.  Atau biarkan hidup seperti air mengalir, kita pasrahkan saja pada Sang Pencipta dan Pemelihara hidup, kita percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah bagi kita?  Atau bagaimana? ...Banyak pilihan yang kita pikirkan mulai sekarang, ya... karena waktunya memang tidak lama lagi.

Saudara,
Masa tua, bagi sebagian orang mungkin menjadi hal yang menakutkan. Ini dapat dipahami, karena usia tua membawa orang kepada kondisi2 dimana menurunnya kesehatan, kekuatan fisik, daya ingat, nampak juga rambut mulai menipis dan memutih, perasaan sensi akan adanya perubahan, dsb.

Ada satu joke mengenai mereka yang sudah berumur ini; “Mereka ini kebanyakan akan semakin kaya, karena ada perak di rambutnya, ada emas di giginya, ada gas di perutnya, ada kristal di kandung kemihnya, ada minyak di darahnya, ada gula di air seninya, ada kapur di tulangnya, ada pasir di empedunya, bahkan jantungnya ada yang sudah pakai cincin.  Meski begitu, mereka tidak sombong, ini tercermin dari cara jalannya yang mulai menunduk, dan mereka menyadari bahwa menjadi kaya spt itu ternyata tidak menyenangkan.”

Ya... usia 50 tahun keatas menjadi titik kritis dimana banyak masalah baru yang akan dihadapi.  Disamping kondisi fisik menurun, juga persoalan2 hidup yang lain akan muncul, seperti misalnya; ketika para orang tua mulai berpisah secara fisik dengan anak2nya, karena mereka mulai pada kuliah, bekerja, dan mulai hidup dengan pasangannya di luar kota, rumah terasa sepi ditinggal mereka.  Ketika para istri yang pada usia ini, mulai memasuki masa meno (mati haid) sehingga muncul perasaan sensi tinggi, mungkin hubungan menjadi tidak sehangat dulu lagi dengan suami.  Ketika sang suami mulai akrab dengan penyakit yang kadang mulai merepotkan keluarganya.  Dan... bisa jadi kita mulai ditinggalkan teman2 kita yang mungkin karena kesibukan atau memang sudah tidak ada kepentingan lagi, dsb.  Hal2 inilah rasanya bisa menimbulkan kemasgulan dan permasalahan baru dalam hidup kita.

Seiring dengan berjalannya waktu yang menambah umur kita.. hingga sampai saat ini, kekuatiran, ketakutan akan hal2 tadi pasti akan muncul.  Inilah putaran kehidupan yang harus kita jalani dan lewati, tidak bisa tidak harus dihadapi.  Nah... masalahnya seberapa siap dan kuat kita dalam menghadapinya?

Saudara
Apa yang kita alami sekarang ini, dulu juga dialami oleh Raja Daud pada masa tuanya.  Bukan rasa sepi, sakit2an, tapi bahkan penilakan juga ancaman dari musuh2nya.  Semangat yang patah dan ketakutanlah yang ia rasakan sat itu, tetapi ia memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan untuk  mengutarakan kekuatirannya itu.  Bacaan Mazmur 71:1-24 mencatat hal itu dengan judul perikop “Doa minta perlindungan di masa tua.”   Selain minta perlindungan dari orang2 fasik, lalim dan kejam.  Daud juga berdoa agar kiranya Tuhan tidak meninggalkannya saat kekuatannya memudar sampai habis.  “Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.”    (Mazmur 71:9).

Dalam menjalani masa tua hendaknya melakukan cara2 hidup yang semakin dekat dengan Sang Pencipta kita.  Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebelum pada perhentian hidup kita nanti.  Seperti Pemazmur tadi, kita hidup sekarang ini masih punya pengharapan dan tempat perlindungan dalam diri Tuhan Allah kita.  Dekatlah dalam dekapanNya melalui doa dan kesetiaan kita untuk hidup seturut kehendakNya.  Apapun masalah kita, apapun persoalan kita sampaikanlah kepada Tuhan kita dalam doa dan pengharapan kepadaNya.  Pasti Dia akan mendengar dan menolong kita, karena Ia sangat mengasihi kita.

Di usia tua saat ini, semestinya sudah banyak makan asam garam dunia, pengalaman membawa kita menemukan jati diri kita (siapa kita sebenarnya), dihadapkan segala persoalan hidup kita.  Itulah sebenarnya kekuatan kita dalam menghadapi segala persoalan atau masalah2 kehidupan.
Meskipun usia tua melemahkan kekuatan fisik, memperlambat langkah, merenggut kebebasan, mungkin juga harga diri kita...  Janganlah sampai patah semangat atau takut dalam memasuki dan menjalani masa tua kita, tetapi semangat untuk tetap dalam dekapan Tuhan  hendaknya tidak surut, bahkan akan terus menyala2 membakar semangat kita dalam melayani sesama dan utamanya melayani Tuhan.  Sehingga akhirnya kita mengerti “Siapa kita dihadapan Tuhan Allah dimasa tua kita”. 
Amin.

Untuk menguatkan iman kita, mari kita pujikan “Tuhan Inilah Hidupku”
Tuhan inilah hidupku
Ku serahkan padaMu
Segala cita-citaku, masa depanku
Menjadi milikMU.
Jadikan kami terangMu
Di tengah keg’palan dunia
Membawa bangsa-bangsa kepadaMu
Tuhan ini kerinduanku
BagiMu Tuhan seluruh hidupku
Pakailah Tuhan bagi kemuliaanMu
Genapi seluruh rencanaMu
Sampai bumi penuh kemuliaanMu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar