Selasa, 30 Agustus 2016

Hidupmu Berharga Bagi Allah


Shalom Saudara...
Kadang ketika malam menjelang tidur, saya merasakan ada perasaan sepi, kosong dalam hidup saya. Yah.. anak2 sudah pada kuliah di luar kota, dan sepertinya hanya rutinitas saja yang saya lakukan di setiap harinya. Ada sesuatu yang hilang sehingga rasa sepi, kosong menggelayuti benak saya.  Pengin rasanya berkumpul kembali dengan mereka.. anak2, mengisi hari2 dengan keceriaan dan celoteh2nya.

Tetapi waktu tidak bisa kita tarik kembali, itulah life-cycle jalan manusia, dimana kita harus menghadapi, menjalani dan pada saatnya nanti mengakhirinya.  Pernah suatu saat saya bercanda dengan istri; “sepi yo bu? .. nampak istri mengiyakan dengan menundukkan kepalanya. Lalu saya lanjutkan; “suk nek wis wancine, ngko aku dhisik yo bu sing dipundhut, ditimbali Gusti?”.. Istri kaget, katanya;  Rasah neko2 to pak-pak!”, lalu lanjutnya; “enak bapak, njuk aku sing kon ngubur bapak?” Hehehe... ya hanya suatu candaan.  Saudara, mungkin saat ini kita tidak serius membicarakan hal seperti utu, mungkin kita berpikir umur kita masih panjang, jauh dari hal2 seperti itu, tetapi kalau kita renungkan lagi.. peristiwa itu pasti akan kita hadapi entah kapan nanti. 

Oleh karena itu Saudara, jangan seperti saya yang neko2 seperti itu ada baiknya kita isi hidup kita, hari-hari kita dengan sesuatu yang berguna bagi sesama dan bagi kemuliaan nama Tuhan.  Tentu kita masih punya waktu dan energi untuk hal ini. Sehingga kita yan selama ini mungkin hanya terbatas melakukan pekerjaan rutinitas; ke kantor, ngurusi keluarga thok, cobalah lakukan sesuatu yang positif di luar itu yang berguna untuk sesama dan yang berkenan bagi Tuhan.  Misalnya; menjadi tenaga sukarela dalam aksi sosial teretentu yang melayani, membantu orang lain, masyarakat (volunteer)... atau menjadi pengurus dalam kegiatan kerohanian misal di lungkungan gereja kita, atau mungkin di tempat, komunitas lainnya yang Saudara sendiri menyukainya (passion).

Saudara, hidup ini bisa menjadi berkualitas ketika kita peduli dan melakukan aksi nyata kepada lingkungan kita, menjadi alat pekerja Tuhan di ladangNya.  Sehingga suatu saat nanti ketika segala sesuatunya telah selesai di dunia ini (kontrak habis masanya), dan saatnya kita harus menghadapNya, maka kita akan tenang. Tuhan akan tersenyum kepada kita, Ia akan menggandeng tangan kita dengan mesraNya untuk memasuki kehidupan kekal bersamaNya.  Indah bukan? Hallelluya... :)

Tetapi kenyataannya... bagaimana dengan kita saat ini?  Apakah kita sudah seperti itu? Apakah kita peduli dengan lingkungan kita?   Atau apakah kita sibuk dengan urusan kita sendiri!  ... Ini bisa menjadi refleksi bagi kita secara pribadi.

Ada suatu kejadian menarik saya alami, dikatakan lucu bisa, prihatin juga bisa.  Suatu saat dalam rapat pengurus binroh di kantor, sehubungan adanya pengurus yang pendi dan mau pensiun, maka pengurus lama menghendaki dilakukan penggantian /regenerasi kepengurusannya.  Ketika kami (yg tersisa aktif di kantor) ditunjuk untuk menggantikannya... apa yang terjadi?  eaaaa.. pada ngeles, ga bersedia dengan seribu alasannya...  Coba kalau misalnya ditawari jabatan tertentu di kantor... wah pasti pada semrinthil, gage-gage banyak yang menyanggupinya :)  Ada semacam paradox begitu.  Itulah potret kita pada umumya.. :(    Lucu sekaligus prihatin!  Mungkin kita masih berpikir pada dunia kita, keperluan kita pribadi, bukan keperluan orang lain bahkan keinginan Tuhan.  Padahal Saudara, justru disitulah sebenarnya panggilan Tuhan kepada kita pribadi2.  Coba kita renungkan kembali, ketika kita mau menerima tugas panggilan Tuhan maka Tangan Tuhan bekerja dalam diri kita dan pasti akan ada banyak berkat menanti kita di sana.  Yakinlah!

Saudara, dalam Alkitab kita bisa belajar dan meneladani bagaimana Anak2 Tuhan yang setia, mau melayani dan memenuhi menjadi alat pekerja dan yang diperkenankan oleh Tuhan, seperti misalnya Abraham, Paulus, para Murid Yesus... dengan imannya, mereka mau melakukan tugas panggilannya, walaupun mereka itu orang2 biasa bahkan ada yang menentang Tuhan sekalipun, tetapi Tuhan berkehendak untuk memakainya.  Sekalipun banyak pergumulan bahkan penderitaan yang mereka alami, tetapi pada kehidupan setelahnya mereka dimuliakan dan diperkenankan Tuhan untuk masuk ke gerbang Sorgawi.

Seperti diyatakan dalam Yesaya 43:4 “Oleh karena engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku akan memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu

Hidup kita ini singkat Saudara dan sangatlah berharga di mata Tuhan.  Oleh karena itu mari Saudara.. kita isi hidup ini dengan sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan, sehingga suatu saat nanti kita boleh  bersama anak2 Tuhan yang lain untuk hidup dalam kemuliaan bersama Tuhan di Sorga.
Amin.

Kita akan pujikan “Hidupmu Berharga Bagi Allah”

Hidupmu berharga bagi Allah
Tiada yang tak berkenan di hadapanNya
Dia ciptakan kau s'turut gambarNya
Sungguh terlalu indah kau bagi Dia

Dia berikan kasihNya bagi kita
Dia t'lah relakan segala-galanya
Dia disalib 'tuk tebus dosa kita     
Kar'na hidupmu sangatlah berharga

Buluh yang terkulai tak kan dipatahkanNya
Dia 'kan jadikan indah sungguh lebih berharga
Sumbu yang t'lah pudar tak kan dipadamkanNya
Dia 'kan jadikan terang untuk kemuliaanNya





Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar