Selasa, 18 Agustus 2015

Kasih tidak membeda-bedakan dan harus dinyatakan

Saudara terkasih,
Sebagai pengikut Kristus, kita tentu paham tentang ajaran kasih.  Tetapi juga mengakui bahwa kita tidak mampu sepenuhnya untuk melakukan kasih itu sebagaimana yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita. 

Mungkin kita hanya sebatas berpikir atau membicarakannya belum melakukan dalam tindakan nyata.  Atau seperti ini;  ketika hendak memberikan sesuatu kepada orang lain? kita berpikir; “Ah dia kan orang miskin, dikasih yang harga murah saja tentu sudah senang”  Tetapi, kepada orang kaya; “Bingung nih.. dikasih apa ya yang pantas, supaya aku tidak dipermalukannya” Begitukah kita?

Saudara,
Dalam Markus 7:24-30 kita dapat belajar dari ajaran Tuhan Yesus.  Dalam pelayananNya suatu kali tiba di kota Tirus. Tuhan mengajarkan keselamatan dan menyatakan kasihNya kepada perempuan Shiro Fenesia dengan menyembuhkan anak perempuan itu dari sakitnya (kerasukan setan). Apa maksud Tuhan dengan hal ini?  Sementara orang2 Shiro Fenesia (keturunan Yunani) ini dianggap kafir oleh kebanyakan orang saat itu dan dianggap tidak pantas menerima keselamatan.

Yesus sengaja memasuki daerah orang2 kafir dan bercakap-cakap dengan mereka untuk menunjukkan bahwa keselamatan justru harus diberikan kepada orang berdosa agar mereka mendapatkannya.  Bagaimana mungkin  orang berdosa akan mendapat keselamatan jika orang yang telah diselamatkan justru menutup keselamatan itu.

Saudara,
Apa yang dapat kita aplikasikan dengan ajaran Tuhan ini?
Ya... Yesus mengajak kita untuk dapat menyatakan kasih dengan tidak membedakan orang. Tidak membedakan kaya atau miskin, tetapi membedakan antara orang yang mau menyadari dosanya, mengakui dosanya, bertobat dan menerima keselamatan dengan orang yang mengeraskan hatinya.  Dan kasih itu tulus dan dinyatakan, ingat; “tidak ada gunanya orang beriman jika tidak disertai dengan perbuatan” Kasih seperti inilah sebenarnya yang merupakan ibadah kita sesungguhnya.

Mother Teresa pernah berkata:
“Pada akhir hidup kita, kita  tidak akan dinilai oleh berapa banyak ijazah yang telah kita terima, berapa banyak uang yang kita hasilkan atau berapa banyak hal yang besar yang telah kita lakukan.  Kita akan dinilai oleh ‘Saya lapar dan engkau memberikanku makan.  Saya tidak berpakaian dan engkau memberiku pakaian.  Saya tidak punya tempat tinggal dan engkau mengajakku masuk.”

Seperti pujian beikut ini:
KASIH TAK SEKEDAR KATA-KATA SEMATA
IA NYATA DALAM PERBUATAN SEHARI-HARI
KASIH LEBIH DARI S’GALA ILMU DAN HARTA
IA MENOLONG MEREKA YANG LEMAH DAN TAK BERDAYA

WALAU SELURUH DUNIA ENGKAU MILIKI
WALAU SELURUH ILMU ENGKAU DAPATI
TANPA KASIH TIADALAH BERARTI


Selamat beraktifitas, Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar