Kamis, 25 Juni 2015

Siapakah aku ini?

Saudara terkasih,
Kejadian atau peristiwa yang kita alami dari perjalan hidup kita, walaupun awalnya seolah membuat kita tidak senang atau tidak menyukainya, namun dibalik peristiwa itu kalau kita sikapi dengan arif...kadang ada hikmah dibaliknya.  Seperti yang saya alami berikut ini; 

Sudah seringkali saya mewakili atasan saya untuk menghadiri rapat manajemen, yang dihadiri oleh senior leader di perusahaan tempat kerja saya. Suatu kali saya ditolak oleh pimpinan rapat dan disuruh lapor balik ke atasan saya dengan alasan2 tertentu, bahwa kehadiran rapat tidak boleh diwakilkan.  Ketika ditolak dan disuruh meninggalkan ruang rapat dihadapan mata yang hadir saat itu, saya agak sedih, terpukul campur aduk.  Sudah patuh menuruti perintah manager (walaupun sebenarnya agak terpaksa) tetapi ternyata tidak diterima oleh pimpinan rapat, rasanya tidak dianggap/direndahkan, seperti bola ping-pong smet sana smet sini... oh nasibku.  Batin saya berkata; "apa salah dan dosaku”.   Tetapi setelah saya renung2kan dan bertanya dalam hati ... siapakah aku dihadapan mereka? hati saya pelan2 menjadi tenang kembali.

Seperti juga ketika suatu hari saya dikunjungi oleh perwakilan dari gereja, yang meminta saya untuk menjadi majelis gereja. Agak kaget saya.  Kenapa kok saya, kenapa bukan orang lain saja yang lebih pantas,lebih pas, lebih pinter, punya waktu dan kemampuan, dll.  Karena menjadi majelis gereja, konsekuensinya berat, bukan saja menjadi pelayan dalam ibadah minggu saja, tetapi setiap waktu siap melayani jemaat, menjadi ‘pradhataning pasamuan”. Tugas memimpin persekutuan, pertemuan ibadah, menghadiri rapat majelis, kunjungan ke anggota jemaat, dst. Mampukah aku, punya waktukah aku?   Pikiran2 dan beban itu yang saya gumulkan ketika hendak memutuskan menerima atau tidak tugas pelayanan itu.  Kembali saya harus merenungkan ... siapakah aku dihadapanMu Tuhan? 

Mungkin demikian juga kita (pribadi lepas pribadi), ketika kita mendapat tugas pekerjaan atau tugas pelayanan, kadang kita melakukannya dengan terpaksa, merasa tidak mampu dengan seribu macam alasan keterbatasan kita. Tetapi coba renungkanlah kembali ... siapakah kita dihadapan mereka, terlebih dihadapan Tuhan Allah kita. Kita yang hidup karena berkat Tuhan, yang salah satunya melalui gaji dari perusahaan kita, apakah pantas menolak untuk melakukan tugas atau panggilan itu?  Mungkin hal ini bisa menjadi refleksi kita pribadi.

Saudara,
Dalam Alkitab di Perjanjian Lama (Ulangan 31 dan Yosua 1),diceritakan ketika Yosua ditunjuk untuk menggantikan Musa memimpin bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian. Awalnya diapun merasakan beban yang berat, dia hanyalah pembantu Musa, tetapi oleh Tuhan diberikan tugas memimpin bangsanya yang sudah 40 tahun mengembara untuk mengalahkan bangsa2 di tanah perjanjian itu. Sungguh tugas yang maha berat harus dia tanggung untuk memimpin bangsa Isarel memasuki tanah Kanaan seperti yang dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang leluhurnya; Abraham, Ishak dan Yakub.

Seperti janji Tuhan kepada Yosua ; janganlah takut dan jangan gentar, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.   Yosua yang teguh dan kuat imannya, ia menerima tugas panggilannya sebagai pemimpin  Israel, dan dia mampu mempersiapkan bangsa itu menyeberangi Sungai Yordan untuk mendapatkan Tanah Perjanjian

Demikian juga seharusnya kita, Tuhan akan menolong dan menyertai kita untuk melakukan tugas2 pelayanan kita. Sehingga sudah seharusnya kita tak perlu lagi kuatir dengan kekurangan, keterbatasan kita dan jangan lagi bertanya  “siapakah aku ini Tuhan?”

Seperti syair lagu berikut;

KASIH SETIA-MU YANG KURASAKAN
LEBIH TINGGI DARI LANGIT BIRU
KEBAIKAN-MU YANG T'LAH KAU NYATAKAN
LEBIH DALAM DARI LAUTAN
BERKAT-MU YANG TELAH KUTERIMA
SEMPAT MEMBUATKU TERPESONA
APA YANG TAK PERNAH KUPIKIRKAN
ITU YANG KAU SEDIAKAN BAGIKU
REFF:
SIAPAKAH AKU INI TUHAN
JADI BIJI MATA-MU
DENGAN APAKAH KUBALAS TUHAN
S’LAIN PUJI DAN SEMBAH KAU
https://www.youtube.com/watch?v=EzvbVGMMERg

Kiranya kita dimampukan dalam melakukan karya dan pelayanan kita masing2.

Tuhan  memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar