Jumat, 22 Mei 2015

Urip iku Urup

Saudara terkasih,
Sudahkah hidup kita (pribadi lepas pribadi) berguna bagi orang lain?  Suatu pertanyaan yang kalau kita renungkan lebih dalam lagi akan membawa kita kepada "apa yang telah kita lakukan selama ini." Menjadi refleksi pribadi tentunya.

Bagi umat pilihan Tuhan, apapun kita adanya, sudah seharusnya peduli dan melakukan tindakan kasih terhadap sesama dan lingkungan kita. Bukankah hidup orang beriman itu seharusnya demikian. Ingat! panggilan hidup kita adalah menjadi "Garam dan Terang dunia".

Namun adakalanya kita lupa hal itu, ketika banyak beban/ tekanan persoalan hidup yang menghimpit, ketika pergumulan seolah tiada habis... bisa saja hal ini membuat iman kita goyah, dan bukan saja cuek/ tertutup hati kita melihat apa yang terjadi di lingkungan kita, tetapi bahkan kita berani melangkah ke hal2 yang negatif menuruti kemauan dan keegoan kita, sehingga tak peduli dengan lingkungan kita lagi.  Seperti itukah kita?

Ada sebuah ilustrasi "Pensil"
"Pensil, sekalipun kecil dan sederhan tetapi kehadiranmu bisa menjadi sangat berguna.  Kebaikanmu atau nilai sejatimu ada dalam dirimu.  Engkau akan perlu diperuncing bila engkau akan menapai jalan hidupmu.  Setiap gerakanmu akan meninggalkan bekas.  Dan bekas tulisanmu membuat pembacamu menjadi senang."

Akankah hidup kita seperti pensil yang dapat menyennagkan orang lain?  Bagaimana bisa begitu?  Kita berguna ketika orang di sekitar kita menerima hal2 yang baik yang terpancar melalui hidup kita, baik melalui pengajaran, teladan, kesaksian hidup maupun pemberian kita.  Kita dapat memberikan sesuatu dari nilai2 hidup kita. Dan "Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang" (Filipi 4:5).

Apakah orang2 sekitar kita suka dengan keberadaan kita, bagaimana respon mereka terhadap kita ketika kita berada di tengah2 mereka? ....itulah jawabannya.

Saudara,
Menjadi orang yang berguna tidak harus hal2 yang besar/spektakuler, atau harus lebih dulu kita memiliki "kelebihan" seperti harta, kuasa/pengaruh atau jabatan tertentu, dsb.  Tapi bisa dari hal2 kecil, sederhana yang sering kita lakukan di keseharian kita.  Drai kesederhanaan hidup, orang dapat menginspirasi orang lain untuk berbuat baik yang diperkenan Tuhan.  Seperti kisah Mak Than berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=sohEWbCg5q4

"Urip iku Urup" Hidup itu menyala, demikian pitutur jowo mengatakan.  Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besa manfaat yang kita bisa berikan tentu akan semakin baik.  Sejatinya ketika kita bersikap menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, maka kita telah menanamkan kebaikan kepada diri kita "Sapa nandur bakal ngundhih"  Siapa menabur akan menuai.

Seperti sayair lagu berikut: "Tuhan dihidupku"
Kunyatakan Engkau Tuhan dihidupku
Tuhan disetiap ucapan dan perbuatanku...

Semoga kita menjadi pribadi yang dimampukan untuk menjadi orang yang berguna bagi orang lain dan peduli bagi lingkungan kita dengan setia memaknai kata dan tindakan nyata kita. amin.

Tuhan memberkati




Tidak ada komentar:

Posting Komentar