Dalam bekerja, kadang pada hal2 tertentu mungkin kita tidak sependapat
dengan keputusan atasan (manajemen). Namun
kita tetap melakukannya sepanjang itu mampu kita lakukan, walaupun sakjane ora sreg.
Bukannya tidak setuju dengan keputusan/kebijakan
itu, tapi ujung2nya kita sudah tahu hasilnya nanti bakalan tidak efektif. Seperti contohnya; program gebyar pemasaran,
yang melibatkan seluruh karyawan, yang saat ini sedang gencar2nya dilakukan. Kita tahulah hasilnya, mau maksimal bagaimana...
lha wong petugas yang diterjunkan rata2 belum mempunyai skill menjual yang
memadai. Tetapi dari dulu sampai sekarang, cara2 ini terus saja diterapkan dan
dilakukan. Seperti ga ada strategi yang lebih
smart, elegan dari pada program itu. “Yok opo iki?”
Itu pula yang saya alami dengan
beberapa rekan dalam satu tim ketika ikut dalam program gebyar pemasaran. Menyusuri setiap gang perumahan, door to door
menemui penghuni rumah di lokasi2 yang sudah tergelar jaringannya. Setengah hari hanya dapat beberapa prospek
pelanggan yang notabene belum tentu deal nantinya. Effort dengan hasilnya sepertinya ga
seimbang. Rekan lain yang tidak terbiasa
melakukan ini agak sedikit mengeluh ke saya “Mas, dari pada aku dikongkon ngene iki asile blas...., mendhing aku ngrampungke gaweanku dhewe isa cepet taktandangi” Saya hanya cengar-cengir mendengarnya sambil
mengusap jidat penuh keringat merasakan panasnya sinar matahari hari itu, gembrobyos.
Tapi Saudara,
Walaupun kadang kita nggrutu, nggrundel dalam melakukan pekerjaan kita...
coba kita renungkan sejenak untuk
memaknai setiap aktifitas tugas dan pekerjaan kita. Masih atau pantaskah kita seperti itu? Seharusnya
kita beda dengan orang lain, kita adalah umat pilihan Tuhan yang setiap saat bersyukur
atas apa yang menjadi tugas kita. Masih
untung kita diberi pekerjaan, coba kalau kita tidak bekerja...mungkin akan
lebih susah bukan?
Dalam Alkitab kita diingatkan juga ; " ... jika seorang tidak mau bekerja,
janganlah ia makan.” (2 Tes 3:10). Demikian Rasul Paulus mengajarkan jemaat
Tesalonika pada waktu itu, bahwa mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan
mereka dan tidak hanya mengharapkan berkat melalui jerih payah orang lain,
sehingga menjadi beban bagi orang lain.
Demikian juga berlaku bagi kita saat ini, sudah semestinya kita
bersyukur dalam melakukan pekerjaan kita.
Jauhilah dari merepotkan atau membebani orang lain. Lakukan saja setiap tugas
kita seperti yang sudah ditentukan melalui kebijakan atau program kerja yang
ada. Kalau kita tahu bahwa keputusan/kebijakan
itu kurang pas, mungkin kita bisa memberi usulan2 alternatif cara2 lain,
strategi/cara mana yang lebih pas dan efektif dalam rangka memajukan
perusahaan.
Saudara,
Dalam
hidup, semua orang punya masalah, demikian juga perusahaan dimana kita bekerja
dikaitkan dengan eksistensinya dan kompetisi yang ada. Tentu perusahaan pengin
eksis dan lebih maju. Dari perusaahan kita mendapat kompensasi berupa
gaji, oleh karenanya sudah sewajarnya apabila perusahaan juga menuntut kita untuk
melakukan tugas2 pekerjaan kita sebaik2nya.
Oleh karena itu lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan. Ingat, orang yang rajin bekerja akan diberkati
seperti dinyatakan dalam Amsal 10:4 " Tangan yang lamban membuat
miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya ".
Selamat bekerja
dengan kesungguhan hati,
Tuhan
memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar