Kamis, 28 Mei 2015

Bersyukur dalam Bekerja

Saudara terkasih,
Dalam bekerja, kadang pada hal2 tertentu mungkin kita tidak sependapat dengan keputusan atasan (manajemen).  Namun kita tetap melakukannya sepanjang itu mampu kita lakukan, walaupun sakjane ora sreg.

Bukannya tidak setuju dengan keputusan/kebijakan itu, tapi ujung2nya kita sudah tahu hasilnya nanti bakalan tidak efektif.  Seperti contohnya; program gebyar pemasaran, yang melibatkan seluruh karyawan, yang saat ini sedang gencar2nya dilakukan.  Kita tahulah hasilnya, mau maksimal bagaimana... lha wong petugas yang diterjunkan rata2 belum mempunyai skill menjual yang memadai. Tetapi dari dulu sampai sekarang, cara2 ini terus saja diterapkan dan dilakukan.  Seperti ga ada strategi yang lebih smart, elegan dari pada program itu.  “Yok opo iki?

Itu pula yang saya alami dengan beberapa rekan dalam satu tim ketika ikut dalam program gebyar pemasaran.  Menyusuri setiap gang perumahan, door to door menemui penghuni rumah di lokasi2 yang sudah tergelar jaringannya.  Setengah hari hanya dapat beberapa prospek pelanggan yang notabene belum tentu deal nantinya.  Effort dengan hasilnya sepertinya ga seimbang.  Rekan lain yang tidak terbiasa melakukan ini agak sedikit mengeluh ke saya “Mas, dari pada aku dikongkon ngene iki asile blas...., mendhing  aku ngrampungke gaweanku dhewe isa cepet taktandangi”   Saya hanya cengar-cengir mendengarnya sambil mengusap jidat penuh keringat merasakan panasnya sinar matahari hari itu, gembrobyos.

Tapi Saudara,
Walaupun kadang kita nggrutu, nggrundel dalam melakukan pekerjaan kita...  coba kita renungkan sejenak untuk memaknai setiap aktifitas tugas dan pekerjaan kita.  Masih atau pantaskah kita seperti itu? Seharusnya kita beda dengan orang lain, kita adalah umat pilihan Tuhan yang setiap saat bersyukur atas apa yang menjadi tugas kita.  Masih untung kita diberi pekerjaan, coba kalau kita tidak bekerja...mungkin akan lebih susah bukan?  

Dalam Alkitab kita diingatkan juga ;  " ... jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.” (2 Tes 3:10).  Demikian Rasul Paulus mengajarkan jemaat Tesalonika pada waktu itu, bahwa mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak hanya mengharapkan berkat melalui jerih payah orang lain, sehingga menjadi beban bagi orang lain.

Demikian juga berlaku bagi kita saat ini, sudah semestinya kita bersyukur dalam melakukan pekerjaan kita.  Jauhilah dari merepotkan atau membebani orang lain. Lakukan saja setiap tugas kita seperti yang sudah ditentukan melalui kebijakan atau program kerja yang ada.  Kalau kita tahu bahwa keputusan/kebijakan itu kurang pas, mungkin kita bisa memberi usulan2 alternatif cara2 lain, strategi/cara mana yang lebih pas dan efektif dalam rangka memajukan perusahaan.

Saudara,
Dalam hidup, semua orang punya masalah, demikian juga perusahaan dimana kita bekerja dikaitkan dengan eksistensinya dan kompetisi yang ada. Tentu perusahaan pengin eksis dan lebih maju.  Dari perusaahan kita mendapat kompensasi berupa gaji, oleh karenanya sudah sewajarnya apabila perusahaan juga menuntut kita untuk melakukan tugas2 pekerjaan kita sebaik2nya.  Oleh karena itu lakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan.  Ingat, orang yang rajin bekerja akan diberkati seperti dinyatakan dalam Amsal 10:4 " Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya ".

Selamat bekerja dengan kesungguhan hati,

Tuhan memberkati.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar