Menjadi tua... itu pasti, namun bagaimana menghadapi dan menjalaninya ...ini
yang perlu kita pikirkan dan persiapkan dari sekarang. Harapannya dalam menjalani masa tua nanti
kita bisa hidup tenang, damai dan bahagia.
Jangan sampai dimasa tua kita malah menjadi beban yang merepotkan orang
lain.
Bagi kita yang sudah memasuki
usia 50 tahun keatas, bisa dikatakan atau istilahnya “sudah berumur” Ya.. tak terasa sepertinya waktu berjalan
begitu cepatnya... tahu2 kita sudah tua, kewut, tuwir. Bagi yang masih aktif bekerja, tentu tak lama
lagi akan memasuki masa pensiun, berhenti dari kegiatan/ aktifitas kerja rutin dan
akan memasuki dunia baru.
Dalam menghadapi masa tua ini,
tentu kita tidak tinggal diam saja, paling tidak sudah berpikir, berangan2
tentang apa yang hendak kita lakukan nantinya.
Mungkin diantara kita sudah ada merintis bisnis/usaha yang baru yang
akan menjadi kegiatan kita setelah pensiun nanti. Atau mungkin punya niatan untuk balik ke
kampung halaman ..menjalani masa2 tua bersama saudara2 kita di sana, suasana
adem ayem lerem nyaman untuk menjalani masa tua kita. Atau biarkan hidup seperti air mengalir, kita
pasrahkan saja pada Sang Pencipta dan Pemelihara hidup, kita percaya bahwa
Tuhan punya rencana yang indah bagi kita?
Atau bagaimana? ...Banyak pilihan yang kita pikirkan mulai sekarang,
ya... karena waktunya memang tidak lama lagi.
Saudara,
Masa tua, bagi sebagian orang mungkin menjadi hal yang menakutkan. Ini
dapat dipahami, karena usia tua membawa orang kepada kondisi2 dimana menurunnya
kesehatan, kekuatan fisik, daya ingat, nampak juga rambut mulai menipis dan
memutih, perasaan sensi akan adanya perubahan, dsb.
Ada satu joke mengenai mereka
yang sudah berumur ini; “Mereka ini kebanyakan akan semakin kaya, karena ada
perak di rambutnya, ada emas di giginya, ada gas di perutnya, ada kristal di
kandung kemihnya, ada minyak di darahnya, ada gula di air seninya, ada kapur di
tulangnya, ada pasir di empedunya, bahkan jantungnya ada yang sudah pakai cincin. Meski begitu, mereka tidak sombong, ini
tercermin dari cara jalannya yang mulai menunduk, dan mereka menyadari bahwa
menjadi kaya spt itu ternyata tidak menyenangkan.”
Ya... usia 50 tahun keatas
menjadi titik kritis dimana banyak masalah baru yang akan dihadapi. Disamping kondisi fisik menurun, juga
persoalan2 hidup yang lain akan muncul, seperti misalnya; ketika para orang tua
mulai berpisah secara fisik dengan anak2nya, karena mereka mulai pada kuliah,
bekerja, dan mulai hidup dengan pasangannya di luar kota, rumah terasa sepi
ditinggal mereka. Ketika para istri yang
pada usia ini, mulai memasuki masa meno (mati haid) sehingga muncul perasaan
sensi tinggi, mungkin hubungan menjadi tidak sehangat dulu lagi dengan
suami. Ketika sang suami mulai akrab
dengan penyakit yang kadang mulai merepotkan keluarganya. Dan... bisa jadi kita mulai ditinggalkan
teman2 kita yang mungkin karena kesibukan atau memang sudah tidak ada
kepentingan lagi, dsb. Hal2 inilah
rasanya bisa menimbulkan kemasgulan dan permasalahan baru dalam hidup kita.
Seiring dengan berjalannya waktu
yang menambah umur kita.. hingga sampai saat ini, kekuatiran, ketakutan akan
hal2 tadi pasti akan muncul. Inilah
putaran kehidupan yang harus kita jalani dan lewati, tidak bisa tidak harus
dihadapi. Nah... masalahnya seberapa
siap dan kuat kita dalam menghadapinya?
Saudara
Apa yang kita alami sekarang ini, dulu juga dialami oleh Raja Daud pada
masa tuanya. Bukan rasa sepi, sakit2an,
tapi bahkan penilakan juga ancaman dari musuh2nya. Semangat yang patah dan ketakutanlah yang ia
rasakan sat itu, tetapi ia memutuskan untuk berdoa kepada Tuhan untuk mengutarakan kekuatirannya itu. Bacaan Mazmur 71:1-24 mencatat hal itu dengan
judul perikop “Doa minta perlindungan di masa tua.” Selain minta perlindungan dari orang2 fasik,
lalim dan kejam. Daud juga berdoa agar
kiranya Tuhan tidak meninggalkannya saat kekuatannya memudar sampai habis. “Janganlah membuang aku pada masa tuaku,
janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis.” (Mazmur 71:9).
Dalam menjalani masa tua
hendaknya melakukan cara2 hidup yang semakin dekat dengan Sang Pencipta kita. Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sebelum
pada perhentian hidup kita nanti.
Seperti Pemazmur tadi, kita hidup sekarang ini masih punya pengharapan
dan tempat perlindungan dalam diri Tuhan Allah kita. Dekatlah dalam dekapanNya melalui doa dan
kesetiaan kita untuk hidup seturut kehendakNya.
Apapun masalah kita, apapun persoalan kita sampaikanlah kepada Tuhan
kita dalam doa dan pengharapan kepadaNya.
Pasti Dia akan mendengar dan menolong kita, karena Ia sangat mengasihi
kita.
Di usia tua saat ini, semestinya
sudah banyak makan asam garam dunia, pengalaman membawa kita menemukan jati
diri kita (siapa kita sebenarnya), dihadapkan segala persoalan hidup kita. Itulah sebenarnya kekuatan kita dalam
menghadapi segala persoalan atau masalah2 kehidupan.
Meskipun usia tua melemahkan kekuatan fisik, memperlambat langkah,
merenggut kebebasan, mungkin juga harga diri kita... Janganlah sampai patah semangat atau takut dalam
memasuki dan menjalani masa tua kita, tetapi semangat untuk tetap dalam dekapan
Tuhan hendaknya tidak surut, bahkan akan
terus menyala2 membakar semangat kita dalam melayani sesama dan utamanya
melayani Tuhan. Sehingga akhirnya kita
mengerti “Siapa kita dihadapan Tuhan Allah dimasa tua kita”.
Amin.
Untuk menguatkan iman kita, mari kita pujikan “Tuhan Inilah
Hidupku”
Tuhan inilah
hidupku
Ku serahkan
padaMu
Segala
cita-citaku, masa depanku
Menjadi
milikMU.
Jadikan kami
terangMu
Di tengah
keg’palan dunia
Membawa
bangsa-bangsa kepadaMu
Tuhan ini
kerinduanku
BagiMu Tuhan
seluruh hidupku
Pakailah
Tuhan bagi kemuliaanMu
Genapi
seluruh rencanaMu
Sampai bumi
penuh kemuliaanMu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar