Jadikanku rumah doaMu
Saudara terkasih,
Awal tahun 2006, saya mulai membangun rumah utk tempat tinggal keluarga
kami. Sebelumnya, kami sering pindah2 kota mengikuti dimana ditugaskan
oleh perusahaan tempat saya kerja sehingga tidak punya rumah tetap.
Kebetulan yang mendesain layout rumah yg akan kami bangun tsb. adalah
paman saya sendiri, jadi lebih luwes kalau ingin konsultasi tentang
rumah yang akan dibangun itu. Beberapa kali paman saya mengajukan
desain rumah tapi setelah 5 kali baru kami sepakat tentang desain
bangunannya. Setelah kira-kira 7 bulan rumah kami selesai
pembangunannya, kamipun menempati rumah itu seraya mengucap syukur
kepada Sang Pemberi berkat ini. Namun ternyata masih ada satu ruang
khusus yang dulu sempat kami rencanakan... terlupakan, yaitu ruang/
kamar doa untuk kegiatan rohani bagi penghuni rumah.
Sampai
saat ini walaupun belum kesampaian, tapi niat utk membangun ruang itu
masih ada. Rencananya kalau semua siap (anggaran dan kesempatan) kami
akan membongkar salah satu ruang di bawah void rumah untuk kami bangun
ruang doa itu, semoga bisa.
Keinginan untuk membuat ruang
doa ini terinspirasi ketika dulu sewaktu saya sekolah di Jakarta (th
1998). Pas main ke rumah temen, ternyata ada persekutuan keluarga di
sana, dan pesertanya ya hanya anggota keluarga kecil temen saya tadi;
bapak, ibu dan ketiga anak2nya yang masih kecil2 (seusia TK, SD) di
ruang khusus dalam rumah tsb. Sayapun diajak dalam persekutuan itu.
Diawali dengan doa oleh sang bapak, kemudian si ibu membaca firman
Tuhan, dilanjutkan sharring jika ada permasalahan dari setiap anggota
keluarga itu, lalu memuji Tuhan diiringi petikan gitar sang ayah dan
terakhir sang ayah menutupnya dgn doa memasrahkan setiap pergumulan
keluarga itu kepada Allah Bapa. Ya... hanya kira 20 menit tdk lebih,
dan ritual ini dilakukan setiap hari oleh keluarga itu, waktunya
menjelang anak2 hendak belajar sekitar jam 7 petang. Sungguh... saya
sangat terkesan dengan hal ini, bagaimana keluarga tsb menyediakan waktu bersama dan memberikan
didikan rohani bagi anak2nya yang relatif masih kecil2.
Saudara,
Sebenarnya bukan menjadi sesuatu yang penting ada atau tidaknya ruang doa
itu, namun yang lebih penting adalah bagaimana hati kita menyediakan dan
memberikan waktu untuk Tuhan baik secara pribadi maupun bersama
keluarga kita, atau temen kita, atau orang lain dimanapun dan kapanpun
itu.
Mezbah doa adalah salah satu cara kita untuk menunjukkan
bahwa Tuhan menduduki prioritas utama di dalam hidup kita. Jika kita
sudah tidak mau memberikan waktu khusus untuk berbincang-bincang dengan
Tuhan, bagaimana mungkin kita bisa menganggap bahwa Tuhan adalah pribadi
yang terpenting di dalam hidup kita? Jangan jadikan kesibukan,
pelayanan, atau urusan keluarga sebagai alasan untuk membenarkan diri,
karena Tuhan tetap harus lebih utama dari semua itu. Jika kita terus
kompromi dengan segala kesibukan dan mengesampingkan Tuhan, itu artinya
kita sedang "mempertuhankan atau memberhalakan" kesibukan itu. Kalau hal
itu terjadi, berbaliklah segera kepada Tuhan!.
Sampai hari ini
masih berdirikah mezbah doa kita? Tuhan setia menunggu kita datang
menghampiriNya di dalam waktu doa yang khusus. Tidak menjadi persoalan
kapan waktu dan dimana tempat yang kita ambil untuk membangun mezbah doa
itu, karena untuk bertemu Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan ruang.
Yang penting adalah kita memberikan waktu yang khusus, di mana kita bisa
fokus, leluasa berbicara dan memujiNya.
Seperti dinyatakan
dalam kitab Yesaya 56:7 "Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan
akan kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada
korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang
dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa
bagi segala bangsa."
Syair lagu berikut ini semoga memberikan
inspirasi bagi kita untuk menjadikan hidup kita, hati kita menjadi rumah
doa bagi Tuhan;
KUBAWA HIDUPKU S'KARANG
KE TEMPAT KUDUS-MU TUHAN
DI MEZBAH-MU KUSERAHKAN
SELURUH HIDUPKU
PENUHI HATIKU S'KARANG
DENGAN URAPAN YANG BARU
AGAR AKU LEBIH LAGI
MENDENGAR SUARA-MU
JADIKAN AKU TUHAN
RUMAH DOA-MU
AGAR SEMUA SUKU BANGSA
DATANG MENYEMBAH-MU.
Mari Saudara, kita siapkan dan menyediakan hati kita untuk membangun
mezbah doa dalam hidup kita pribadi lepas pribadi yang mungkin saat ini
mulai luntur. Yakinkan bahwa kita membutuhkan penyertaan Tuhan Allah
dalam hidup kita. Jangan biarkan perkara duniawi dan kesibukannya
menyita waktu kita untukNya. Karena kita percaya bahwa Allah selalu
memberikan berkatNya yang selalu baru dan penuh untuk kita setiap hari.
Seraya mengucap dan berjanji "Yesus terimalah niatku untuk membangun
mezbah doa dalam hidupku.
Amin.
Tuhan memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar