Rabu, 05 Juni 2013

Jadikanku rumah doaMu

Saudara terkasih,
Awal tahun 2006, saya mulai membangun rumah utk tempat tinggal keluarga kami. Sebelumnya, kami sering pindah2 kota mengikuti dimana ditugaskan oleh perusahaan tempat saya kerja sehingga tidak punya rumah tetap. Kebetulan yang mendesain layout rumah yg akan kami bangun tsb. adalah paman saya sendiri, jadi lebih luwes kalau ingin konsultasi tentang rumah yang akan dibangun itu. Beberapa kali paman saya mengajukan desain rumah tapi setelah 5 kali baru kami sepakat tentang desain bangunannya. Setelah kira-kira 7 bulan rumah kami selesai pembangunannya, kamipun menempati rumah itu seraya mengucap syukur kepada Sang Pemberi berkat ini. Namun ternyata masih ada satu ruang khusus yang dulu sempat kami rencanakan... terlupakan, yaitu ruang/ kamar doa untuk kegiatan rohani bagi penghuni rumah.

Sampai saat ini walaupun belum kesampaian, tapi niat utk membangun ruang itu masih ada. Rencananya kalau semua siap (anggaran dan kesempatan) kami akan membongkar salah satu ruang di bawah void rumah untuk kami bangun ruang doa itu, semoga bisa.

Keinginan untuk membuat ruang doa ini terinspirasi ketika dulu sewaktu saya sekolah di Jakarta (th 1998). Pas main ke rumah temen, ternyata ada persekutuan keluarga di sana, dan pesertanya ya hanya anggota keluarga kecil temen saya tadi; bapak, ibu dan ketiga anak2nya yang masih kecil2 (seusia TK, SD) di ruang khusus dalam rumah tsb. Sayapun diajak dalam persekutuan itu. Diawali dengan doa oleh sang bapak, kemudian si ibu membaca firman Tuhan, dilanjutkan sharring jika ada permasalahan dari setiap anggota keluarga itu, lalu memuji Tuhan diiringi petikan gitar sang ayah dan terakhir sang ayah menutupnya dgn doa memasrahkan setiap pergumulan keluarga itu kepada Allah Bapa. Ya... hanya kira 20 menit tdk lebih, dan ritual ini dilakukan setiap hari oleh keluarga itu, waktunya menjelang anak2 hendak belajar sekitar jam 7 petang. Sungguh... saya sangat terkesan dengan hal ini, bagaimana keluarga tsb menyediakan waktu bersama dan memberikan didikan rohani bagi anak2nya yang relatif masih kecil2.

 
Saudara,
Sebenarnya bukan menjadi sesuatu yang penting ada atau tidaknya ruang doa itu, namun yang lebih penting adalah bagaimana hati kita menyediakan dan memberikan waktu untuk Tuhan baik secara pribadi maupun bersama keluarga kita, atau temen kita, atau orang lain dimanapun dan kapanpun itu.

Mezbah doa adalah salah satu cara kita untuk menunjukkan bahwa Tuhan menduduki prioritas utama di dalam hidup kita. Jika kita sudah tidak mau memberikan waktu khusus untuk berbincang-bincang dengan Tuhan, bagaimana mungkin kita bisa menganggap bahwa Tuhan adalah pribadi yang terpenting di dalam hidup kita? Jangan jadikan kesibukan, pelayanan, atau urusan keluarga sebagai alasan untuk membenarkan diri, karena Tuhan tetap harus lebih utama dari semua itu. Jika kita terus kompromi dengan segala kesibukan dan mengesampingkan Tuhan, itu artinya kita sedang "mempertuhankan atau memberhalakan" kesibukan itu. Kalau hal itu terjadi, berbaliklah segera kepada Tuhan!. 
Sampai hari ini masih berdirikah mezbah doa kita? Tuhan setia menunggu kita datang menghampiriNya di dalam waktu doa yang khusus. Tidak menjadi persoalan kapan waktu dan dimana tempat yang kita ambil untuk membangun mezbah doa itu, karena untuk bertemu Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan ruang. Yang penting adalah kita memberikan waktu yang khusus, di mana kita bisa fokus, leluasa berbicara dan memujiNya.

Seperti dinyatakan dalam kitab Yesaya 56:7 "Mereka akan Kubawa ke gunungKu yang kudus dan akan kuberi kesukaan di rumah doaKu. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbahKu, sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa." 
Syair lagu berikut ini semoga memberikan inspirasi bagi kita untuk menjadikan hidup kita, hati kita menjadi rumah doa bagi Tuhan;

KUBAWA HIDUPKU S'KARANG
KE TEMPAT KUDUS-MU TUHAN
DI MEZBAH-MU KUSERAHKAN
SELURUH HIDUPKU

PENUHI HATIKU S'KARANG
DENGAN URAPAN YANG BARU
AGAR AKU LEBIH LAGI
MENDENGAR SUARA-MU

JADIKAN AKU TUHAN
RUMAH DOA-MU
AGAR SEMUA SUKU BANGSA
DATANG MENYEMBAH-MU. 
Mari Saudara, kita siapkan dan menyediakan hati kita untuk membangun mezbah doa dalam hidup kita pribadi lepas pribadi yang mungkin saat ini mulai luntur. Yakinkan bahwa kita membutuhkan penyertaan Tuhan Allah dalam hidup kita. Jangan biarkan perkara duniawi dan kesibukannya menyita waktu kita untukNya. Karena kita percaya bahwa Allah selalu memberikan berkatNya yang selalu baru dan penuh untuk kita setiap hari. Seraya mengucap dan berjanji "Yesus terimalah niatku untuk membangun mezbah doa dalam hidupku.
Amin.

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar