Selasa, 17 Juli 2012

Mengasihi sesama


Saudara yang terkasih,
Salah satu ajaran Tuhan Yesus adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”.  Perintah ini kalau dicerna sebetulnya  sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti,  namun untuk  melakukannya sering kita merasa kesulitan, karena kita masih memikirkan diri sendiri.

Saya sering mondar-mandir antara Solo dan Semarang, karena harus bekerja di Semarang sementara keluarga tinggal di Solo.   Dalam perjalanan sering kami bersama-sama dengan rekan yang lain yang senasib, kami biasanya berempat.   Salah satu dari kami adalah seorang ibu yang kebetulan murid Tuhan juga.   Si ibu ini malah tiap hari mondar mandir anatara Salatiga – Semarang, oleh karenanya suasana jalan antar kota itu hapal betul dia.

Sutau kali, dia memperlihatkan kepada saya seorang pengemis yang tiap pagi meminta-minta kepada pengendara/ pengemudi kendaraan yang lewat di suatu pertigaan jalan.   Katanya kepada saya; Pak lihat pengemis itu… kasihan ya hidupnya, dia selalu meminta-minta untuk menghidupinya.  Ya…, saya spontan mengiyakannya, terlepas dari apakah mengemis itu dilakukannya dengan terpaksa atau karena hal lain misalnya (soalnya ada pengemis yang bohong2-an).

Namun, kadangs setelah pulang habis ngantor dan istirahat di tempat kost,sebelum tidur  saya renungkan kehidupan pengemis tadi .    Saya harus bersyukur diberi kehidupan berkat yang lebih baik dari pengemis tadi.  Lalu, apakah hanya sebatas bersyukur saja  tanpa ada sesuatu yang harus saya lakukan untuk mereka yang masih membutuhkan uluran tangan kita?

Saudara,  Firman Tuhan tadi sepertinya pas untuk kita renungkan dan praktekkan.  Kalau kita mengasihi diri kita, seharusnya juga kita mengasihi sesama seperti itu khan!?   Jadi harus ada tindakan untuk menyalurkan kasih itu.

Suatu waktu, saya berkata kepada si Ibu, rekan saya tadi “bu…. kapan kita memberi sebagian berkat kita kepada si pengemis itu? Toh tidak membuat kita miskin….  Si ibu tadi ganti mengiyakan. Ayuuk katanya. 

Inti dari renungan ini, bahwa kita harus bersyukur atas berkat yang diberi Tuhan kepada kita, dan wajib menjadi saluran berkat itu kepada  sesama yang mebutuhkan.  ….simple khan?    Masalahnya mau atau tidak itu kita lakukan?    Menerima itu enak ya…  bayangkan di bulan Mei ini kita dapat berkat yang begitu banyaknya.  Tapi memberi atau menyisihkannya untuk sesama, apakah sudah kita lakukan?      Wah… pikir2 dulu donk, khan aku perlu untuk dana sekolah anak2 , aku masih perlu ini, itu dsb.  Masih memikirkan keperluan sendiri? 

Mari , kita renungkan kembali….. dan lakukan perintah Tuhan.
Tuhan memberkati.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar