Saudara yang terkasih,
Salah satu ajaran Tuhan Yesus adalah “Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri”.
Perintah ini kalau dicerna sebetulnya
sangat sederhana dan mudah untuk dimengerti, namun untuk
melakukannya sering kita merasa kesulitan, karena kita masih memikirkan
diri sendiri.
Saya sering mondar-mandir antara Solo dan Semarang, karena
harus bekerja di Semarang sementara keluarga tinggal di Solo. Dalam perjalanan sering kami bersama-sama
dengan rekan yang lain yang senasib, kami biasanya berempat. Salah satu dari kami adalah seorang ibu yang
kebetulan murid Tuhan juga. Si ibu ini malah tiap hari mondar mandir anatara
Salatiga – Semarang, oleh karenanya suasana jalan antar kota itu hapal betul
dia.
Sutau kali, dia memperlihatkan kepada saya seorang pengemis
yang tiap pagi meminta-minta kepada pengendara/ pengemudi kendaraan yang lewat
di suatu pertigaan jalan. Katanya
kepada saya; Pak lihat pengemis itu… kasihan ya hidupnya, dia selalu
meminta-minta untuk menghidupinya. Ya…,
saya spontan mengiyakannya, terlepas dari apakah mengemis itu dilakukannya
dengan terpaksa atau karena hal lain misalnya (soalnya ada pengemis yang
bohong2-an).
Namun, kadangs setelah pulang habis ngantor dan istirahat di
tempat kost,sebelum tidur saya renungkan
kehidupan pengemis tadi . Saya harus
bersyukur diberi kehidupan berkat yang lebih baik dari pengemis tadi. Lalu, apakah hanya sebatas bersyukur saja tanpa ada sesuatu yang harus saya lakukan
untuk mereka yang masih membutuhkan uluran tangan kita?
Saudara, Firman Tuhan
tadi sepertinya pas untuk kita renungkan dan praktekkan. Kalau kita mengasihi diri kita, seharusnya
juga kita mengasihi sesama seperti itu khan!? Jadi harus ada tindakan untuk menyalurkan
kasih itu.
Suatu waktu, saya berkata kepada si Ibu, rekan saya tadi
“bu…. kapan kita memberi sebagian berkat kita kepada si pengemis itu? Toh tidak membuat kita miskin…. Si ibu tadi ganti mengiyakan. Ayuuk katanya.
Inti dari renungan ini, bahwa kita harus bersyukur atas berkat yang diberi Tuhan kepada kita, dan wajib menjadi saluran berkat itu kepada sesama yang mebutuhkan. ….simple khan? Masalahnya mau atau tidak itu kita lakukan? Menerima itu enak ya… bayangkan di bulan Mei ini kita dapat berkat yang begitu banyaknya. Tapi memberi atau menyisihkannya untuk sesama, apakah sudah kita lakukan? Wah… pikir2 dulu donk, khan aku perlu untuk dana sekolah anak2 , aku masih perlu ini, itu dsb. Masih memikirkan keperluan sendiri?
Mari , kita renungkan kembali….. dan lakukan perintah Tuhan.
Tuhan memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar