Dalam hidup,
tentu kita perlu bersosialisasi dengan orang lain. Apapun kegiatan kita, terlebih dalam kita
bekerja, kita memerlukan bantuan orang lain untuk mencapai baik tujuan/cita2 pribadi
maupun bersama. Ya... dari relasi
dan interakasi dengan orang lain itulah kadang kita menemukan teman, teman yang
sering menolong, memberi nasehat, perhatian pada kita. Teman itulah yang
menguatkan dan memberi semangat kepada kita.
Teman itulah sahabat ketika kita merasa dekat dan nyaman bekerja
bersamanya.
Namun dalam kenyataannya
tidak semua teman2 itu bisa menjadi sahabat, adakalanya teman hanya bersifat
sementara ketika ada suatu kepentingan yang sama. Ketika kita perlu dia dan ia perlu kita, setelah
tidak ada kepentingan.. teman2 itu lama2 dengan berjalannya waktu akan pergi/
hilang dengan sendirinya, mungkin akan diganti oleh teman2 yang lain. Proses
kehidupan yang wajar terjadi.
Demikian
juga yang saya alami ketika saya harus mutasi dari kota ke kota lainnya, seiring
dengan adanya tugas baru dari perusahaan tempat bekerja. Ketika saya harus meninggalkan kantor lama
saya, pertama yang saya kuatirkan adalah cepat atau lambat saya akan kehilangan teman2
saya. Berulang kali saya mengalaminya itu, ada rasa
sedih sebenarnya, namun lama-kelamaan
hilang juga rasa itu ketika di tempat yang baru saya mendapatkan teman2 baru dan setumpuk tugas baru yang bisa menutupi rasa itu. Hanya kadang sekali waktu.. saat senggang teringat teman2 lama
saya, ya... hanya sebatas kenangan manis.
Mungkin kita
punya banyak teman, tapi hanya satu dua yang memang menjadi sahabat kita. Kenapa
begitu? Ya, karena menjadi sahabat itu sebenarnya
persoalan “kasih” antara dua pribadi yang prosesnya relatif lebih rumit dan panjang
dari pada sekedar teman.
"Seorang sahabat menaruh kasih setiap
waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran." (Amsal 17:17)
Sahabat
adalah seseorang yang menghampiri kita, menemani kita, di saat orang lain
meninggalkan kita. Artinya seorang sahabat itu bukan hadir ketika senang
saja, melainkan juga saat susah. Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu. Kualitas seorang sahabat akan
teruji saat sahabatnya sedang berada di 'bawah' atau lagi 'jatuh'.
Karena didasari oleh kasih yang tulus, seorang sahabat akan tetap berada di
sisi sahabatnya di segala keadaan dan mau menerima keberadaannya secara utuh
apa adanya, meskipun kadang dipisahkan oleh ruang dan waktu.
Selain itu sahabat adalah orang yang tidak hanya sekedar menyenangkan hati sahabatnya semata, tetapi juga mau menegor dan ditegor, mau mengoreksi dan dikoreksi, dan ia tidak mencari keuntungan diri sendiri.. tulus! Sahabat tidak sekalipun meninggalkan sahabatnya dalam keadaaan apapun. Oleh karena itu, sedih rasanya ketika kita ditinggal oleh sahabat kita, apapun alasannya.. bahkan ketika kita ditinggal mati sekalipun, akan selalu terkenang akan persahabatannya.
Ada satu cuplikan
puisi dari kiriman WA, demikian :
Kadang sahabat yang suka traktir kita makan, bukan
karena ia berkelebihan, tapi karena ia meletakkan persahabatan melebihi uang,
Kadang sahabat yang rajin bekerja, bukan karena ia sok
pandai, sok sibuk, tapi karena ia memahami tanggung jawabnya,
Kadang sahabat yang mohon maaf terlebih dulu setelah
perselisihan, bukan karena ia salah tapi karena ia menghargai orang2 sekelilingnya,
Kadang orang yang suka rela membantu kita, bukan
karena ia hutang apa2 kepada kita, tapi karena ia melihat kita sebagai
sahabatnya...
Suatu hari, kita akan berpisah dan terpisah, kita akan
terkenang obrolan dan impian yang pernah ada.
Hari berganti hari, bulan dan tahun hingga hubungan menjadi asing.
Suatu hari anak2 kita akan melihat foto2 kita dan
bertanya? “Siapa mereka semua itu?”.... Dan
kita tersenyum dengan air mata yang tidak kelihatan karena hati ini terusik
dengan kata yang sayu, lalu berkata “Dengan merekalah ada hari yang paling
indah dalam hidupku.”
Trimakasih Sahabat.”
Saudara,
Jangan
kuatir, mungkin kita ditinggalkan teman atau sahabat kita karena memang di
dunia tidak ada yang abadi, tetapi ada satu sahabat yang benar2 sahabat yang selalu
menemani kita, dan dialah sobat kita dari Galilea. Ya, Dialah Yesus
Kristus Tuhan kita. Tidak ada kata lain selain Dialah satu2nya sahabat sejati
kita.
Oleh karenanya, boleh kita memujiNya dengan pujian “Sobat dari Galilea”
Meskipun di dalam lembah dan terasing jiwaku,
umurku makin bertambah, singkatlah jalanku.
Namun kasih yang kudus menaungi aku t’rus.
Itulah anug’rah Tuhan: Sobat dari Galilea.
umurku makin bertambah, singkatlah jalanku.
Namun kasih yang kudus menaungi aku t’rus.
Itulah anug’rah Tuhan: Sobat dari Galilea.
Trimakasih
sahabatku...
Tuhan
memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar